Markas Partai Aung San Suu Kyi Diserang Bom Molotov

26 Maret 2021 10:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang demonstran melemparkan bom molotov ke arah polisi saat mereka bergerak menuju area protes di Yangon, Myanmar. Foto: AP Photo
zoom-in-whitePerbesar
Seorang demonstran melemparkan bom molotov ke arah polisi saat mereka bergerak menuju area protes di Yangon, Myanmar. Foto: AP Photo
ADVERTISEMENT
Markas besar Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), partai besutan Aung San Suu Kyi, terbakar karena serangan bom molotov pada Jumat (26/3). Dikutip dari AFP, seorang pejabat partai mengungkapkan markas partai diserang bom molotov sekitar pukul 04.00 pagi waktu setempat.
ADVERTISEMENT
"Ketika warga sekitar mengetahui tentang kebakaran itu, mereka memanggil pemadam kebakaran untuk memadamkan api. Api dapat dikendalikan sekitar pukul 05.00," kata Soe Win, anggota NLD yang bertanggung jawab atas markas partai.
"Sepertinya seseorang menyalakan molotov dan melemparnya ke markas," lanjutnya.
Suasana di markas Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) saat merayakan kemenangan Aung San Suu Kyi. Foto: Shwe Paw Mya Tin/Reuters
Ia mengatakan kerusakan terjadi pada pintu masuk markas. Sementara semua anggota partai sudah berada di dalam markas untuk mencatat kerusakan.
"Kami harus melaporkan ini ke polisi. Kami tidak tahu siapa yang melakukan ini, namun ini sama sekali tidak baik," ujarnya, dan menolak berspekulasi alasan di balik serangan ini.
Pengunjuk rasa anti-kudeta berdiri di belakang barisan perisai darurat saat berdemonstrasi di Yangon, Myanmar, Selasa (9/3). Foto: AP Photo
Insiden tersebut terjadi menjelang Hari Angkatan Bersenjata, saat militer akan menunjukkan kekuatannya lewat parade tahunan.
Hingga saat ini, aksi unjuk rasa menolak kudeta yang dilakukan militer Myanmar masih terus berlangsung. Pasukan keamanan meningkatkan pengawalan dengan mengerahkan lebih banyak gas air mata, peluru karet, dan peluru tajam untuk melawan demonstran.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, setidaknya 320 orang yang ikut dalam aksi demonstrasi menentang kudeta militer tewas. Namun, junta militer menyebut angka warga yang tewas lebih rendah, yaitu 164 orang.