Ma'ruf Ajak Penyintas Donor Plasma: Sebaik-baik Manusia Bermanfaat ke Orang Lain
ADVERTISEMENT
Pemerintah terus mengupayakan solusi terbaik dalam penanganan pandemi virus corona. Selain penyediaan vaksin, penyembuhan melalui donor plasma konvalesen dari para penyintas COVID-19 jadi langkah lain yang tengah ditempuh pemerintah.
ADVERTISEMENT
Agar program itu berjalan baik, Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendorong kepada para penyintas COVID-19 untuk sukarela mendonorkan plasma.
"Transfusi Plasma Konvalesen merupakan salah satu terapi tambahan untuk mengobati pasien COVID-19 dengan gejala berat dan kritis, dengan metode terapi plasma darah yang mengandung antibodi dari pasien COVID-19 yang sudah sembuh untuk didonorkan ke pasien yang masih menjalani perawatan," ujar Ma'ruf dalam acara pencanangan donor plasma konvalesen, Senin (18/1).
Ma'ruf berharap para penyintas tak ragu mendonorkan plasma darah mereka kepada PMI. Menurutnya, upaya ini bertujuan untuk membantu sesama saat pandemi.
"Dalam kondisi seperti sekarang ini, solidaritas yang tinggi sangat diperlukan di masyarakat, sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Untuk itu saya mengajak masyarakat untuk saling bahu membahu dan tolong menolong sesama sesuai dengan kemampuan kita masing-masing," kata Ma'ruf.
Serupa dengan vaksinasi, Ma'ruf menyebut terapi ini sebagai langkah imunisasi pasif. Pasalnya plasma darah yang didonorkan penyintas mengandung antibodi terhadap virus corona. Sehingga diharapkan penerima donor dapat memiliki antibodi yang sama.
ADVERTISEMENT
Ma'ruf memastikan terapi ini aman karena sudah beberapa kali dipakai untuk metode penyembuhan penyakit lain. Pun dengan penerapannya di sejumlah negara.
"Terapi plasma konvalesen sudah diterapkan dalam mengatasi penyakit akibat virus ebola dan merupakan terapi yang direkomendasikan WHO pada 2014. Terapi ini juga diterapkan di Hong Kong saat terjadi wabah SARS pada 2003, H1N1 pada 2009-2010, dan MERS-CoV pada 2012," ucap Ma'ruf.
"Terapi plasma konvalesen untuk pasien COVID-19 sudah dilakukan di Tiongkok, Argentina dan Amerika Serikat. Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat pada Agustus 2020 juga sudah mengizinkan penggunaan plasma konvalesen sebagai salah satu terapi bagi penderita COVID-19," lanjut dia.