Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
Ma'ruf Amin: Banyak yang Positif COVID-19 tapi Belum Mau Diisolasi
13 Juli 2021 12:11 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 14:04 WIB
ADVERTISEMENT
Pandemi yang diakibatkan infeksi virus COVID-19 tak terkendali. Pada Senin (13/7) kemarin, ada 40.427 penambahan kasus baru dalam 24 jam. Tertinggi sejak pandemi melanda Maret 2020.
ADVERTISEMENT
Penambahan kasus itu menurut Wakil Presiden Ma'ruf Amin turut pula dipengaruhi sikap abai masyarakat akan protokol kesehatan. Termasuk masih enggannya masyarakat untuk divaksin.
"Itulah sebabnya banyak juga yang belum mau ditesting, belum mau juga yang divaksin, masih banyak juga yang kalau pun sudah tahu dia terkena COVID positif, belum mau diisolasi. Ini hal-hal yang terjadi juga di masyarakat," ujar Ma'ruf saat menghadiri acara Pertemuan Virtual Wakil Presiden RI dengan Para Ulama dan Tokoh Agama Islam, Selasa (13/7).
Fakta tersebut pun turut diamini oleh Satgas COVID-19 yang menemukan fakta bahwa mayoritas masyarakat masih enggan mentaati protokol yang diberlakukan. Alhasil banyak dari mereka tertular yang sedikit banyak berpengaruh pula pada peningkatan kasus aktif.
ADVERTISEMENT
"Pemerintah melakukan pembahasan dan dari laporan satgas bahwa di antara yang menyebabkan tingginya ini antara lain kurang patuhnya masyarakat melakukan protokol kesehatan, kurang patuhnya menggunakan masker, kurang patuhnya mentaati jaga jarak, dan masih banyak di masyarakat adanya salat jemaah juga di berbagai masjid, ini bagian yang dianggap juga bagian yang berpengaruh," ucap Ma'ruf.
Karenanya, sejumlah langkah pencegahan mulai dilancarkan pemerintah. Upaya semisal penerapan PPKM darurat di beberapa daerah hingga penambahan jumlah tracing, kata Ma'ruf, dilakukan pemerintah untuk menelusuri sudah sejauh mana virus ini menyebar di tengah masyarakat.
"Oleh karena itu pemerintah melakukan pengetatan-pengetatan termasuk juga pengetesan yang masif, penelusuran tracing untuk apa supaya jangan sampai yang terkena COVID positif dia berkeliaran di mana-mana karena tidak terisolasi, nanti menularkan lagi menularkan lagi," ungkap Ma'ruf.
ADVERTISEMENT
Seluruh tindakan tersebut, kata dia, dilakukan pemerintah untuk menghindarkan Indonesia dari munculnya efek gunung.
"Jangan sampai kita itu kayak gunung es, atasnya sedikit tapi di bawahnya sebenarnya banyak karena belum dites atau juga belum bisa ditelusuri," kata Ma'ruf.