Ma'ruf Amin: Dorong Pengembangan Vaksin Nasional, Ada Nusantara dan Merah Putih

28 Agustus 2021 16:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat memberikan ucapan di Acara Peringatan Hari Konstitusi. Foto: Setwapres
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat memberikan ucapan di Acara Peringatan Hari Konstitusi. Foto: Setwapres
ADVERTISEMENT
Wapres Ma'ruf Amin memastikan Indonesia terus berupaya mewujudkan kemandirian di bidang kesehatan, termasuk masalah vaksinasi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, pengembangan vaksin buatan anak bangsa terus didorong agar penyediaan vaksin tak terus mengandalkan dari luar negeri. Selain vaksin Merah Putih, Ma'ruf menyebut ada vaksin Nusantara, nama lama dari imunoterapi sel dendritik, yang juga sedang dikembangkan.
"Pemerintah juga terus mendorong pengembangan vaksin nasional agar tidak hanya mengandalkan impor. Saat ini sudah terdapat vaksin Nusantara dan vaksin Merah Putih karya anak bangsa yang sedang dikembangkan," ujar Ma'ruf saat orasi ilmiah dalam Harlah ke-8 Universitas NU Surabaya (Unusa) secara daring, Sabtu (28/8).
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin Sinovac kepada warga saat mobil vaksin keliling singgah di Kantor Kelurahan Cipedak, Jakarta, Selasa (13/7/2021). Foto: Indrianto Eko Suwarso/ANTARA FOTO
Ma'ruf mengatakan, memang ada target Indonesia bisa memproduksi sendiri vaksin COVID-19 dan obat-obatan, sehingga bisa mengurangi ketergantungan impor di bidang kesehatan.
"Pemerintah menargetkan di masa mendatang kita mampu memproduksi vaksin COVID-19 maupun obat-obatan lainnya untuk kemandirian bangsa di bidang kesehatan masyarakat," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk saat ini, kata Ma'ruf, pemerintah terus menjalin kerja sama dengan negara produsen vaksin untuk memenuhi stok dalam negeri. Tujuannya agar mempercepat vaksinasi dan herd immunity bisa segera terwujud.
"Vaksinasi juga ditargetkan untuk dapat mewujudkan kekebalan kelompok di masyarakat atau herd immunity dan sekaligus melindungi masyarakat dari COVID-19 agar tetap produktif secara sosial dan ekonomi," pungkasnya.
KSP Moeldoko menerima suntikan vaksin Nusantara oleh Terawan. Foto: Instagram/@ dr_moeldoko
Imunoterapi sel dendritik gagasan eks Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto, dulu disebut vaksin Nusantara. Produk riset ini sempat menuai polemik karena masalah khasiatnya dan pengembangannya belum mendapat lampu hijau BPOM.
Baru-baru ini, sempat ramai dikabarkan produk ini dibeli Turki sebanyak 5,2 juta dosis. Kemudian, sejumlah pejabat, seperti Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko dan sejumlah anggota DPR, juga telah disuntik vaksin Nusantara oleh Terawan.
ADVERTISEMENT
Namun, informasi pemesanan oleh Turki ini dibantah Dubes Indonesia di Turki, Lalu Muhammad Iqbal.
Kemenkes memastikan produk ini bisa diakses masyarakat, namun pelayanan yang dilakukan hanya berbasis penelitian secara terbatas.
Selain itu, Kemenkes memastikan vaksin ini tidak dapat dikomersialkan karena bersifat autologus atau hanya untuk masing-masing individual. Imunoterapi ini tidak bersifat massal.
Sementara itu, vaksin Merah Putih adalah vaksin yang dikembangkan Eijkman, LIPI, PT Biotis, dan Universitas Airlangga. Pengembangan vaksin untuk massal ini sudah mendapat izin BPOM.
Prosesnya sejauh ini sedang dalam tahap ke-2 uji praklinik dan akan segera memasuki tahap uji klinik yang diharapkan selesai September 2021.
Infografik serba-serbi vaksin Nusantara Terawan. Foto: kumparan