Ma'ruf Amin Dorong Sertifikasi Penceramah: Bacaan dan Pemahaman Harus Benar

14 Februari 2020 19:19 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden Ma'ruf Amin (kedua kanan) hadiri acara Rakernas dan halaqah Khatib se-Indonesia. Foto: Dok. Setwapres RI
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden Ma'ruf Amin (kedua kanan) hadiri acara Rakernas dan halaqah Khatib se-Indonesia. Foto: Dok. Setwapres RI
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Ma'ruf Amin kembali mengungkit wacana lama soal sertifikasi bagi khatib atau penceramah saat membuka acara Rakernas dan Halaqah Khatib se-Indonesia di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
Menurut Ma'ruf, penceramah harus memiliki kompetensi dan pemahaman agama yang benar-benar lurus, termasuk pengucapannya saat berceramah.
"Khatib harus memiliki kompetensi, pemahamannya sebagai agama itu harus betul harus lurus, cara pengucapan lafaznya harus benar. Saya pernah ada khatib berkhutbah bacaannya itu beda, jadi harus diseleksi betul. Makanya perlu ada sertifikasi khatib, yang bacaannya benar, komitmennya bener dikasih sertifikat," jelas Ma'ruf, Jumat (14/2).
Ma'ruf beralasan, ucapan khatib biasa dijadikan acuan untuk masyarakat bersikap dan bertindak. Maka dari itu, mereka harus selalu bertutur kata yang baik.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin (kedua kanan) hadiri acara Rakernas dan halaqah Khatib se-Indonesia. Foto: Dok. Setwapres RI
"Oleh karena itu, khatib ini perlu dibentuk, ditata, dibekali, supaya apa yang disampaikan itu benar-benar memberikan kemanfaatan," tutur Ma'ruf.
Tak hanya itu, Ma'ruf mengingatkan pentingnya khatib memiliki komitmen kebangsaan yang berpegang teguh pada dasar negara.
ADVERTISEMENT
"Yang kedua, khatib punya komitmen kebangsaan karena kita berada dalam sistem negara Indonesia, dakwah kita harus dalam bingkai kebangsaan dan kenegaraan," kata Ma'ruf.
Dalam acara ini, turut hadir Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Suhardi Alius. Ia mengingatkan Suhardi agar dapat memanfaatkan khatib-khatib di Indonesia sebagai wadah untuk menyebarkan narasi kerukunan kepada masyarakat.
Ilustrasi salat di Masjid Istiqlal. Foto: Adhim Mugni/kumparan
"Saya minta dipahami betul dan saya minta Kepala BNPT untuk bekerja sama dan memanfaatkan khatib-khatib ini menyampaikan pesan ini kepada masyarakat," ucap dia.
Suhardi yang ditunjuknya sebagai leading sector dalam menekan pengaruh radikalisme dimintanya aktif melakukan berbagai pendekatan, baik kepada yang belum terpapar mau pun yang sudah terpapar.
"Radikalisme ada dua pendekatan, kontra-radikalisasi menangkal, mengimunisasi masyarakat agar tidak terprovokasi. Dan dari pengaruh cara berpikir dan sikap radikal yang berpotensi melahirkan terorisme, serta kalau yang sudah terpapar dilakukan deradikalisasi," ungkap Ma'ruf.
ADVERTISEMENT