Ma'ruf Amin Ingin RI Jadi Produsen Produk Halal Terbesar di Dunia

27 Februari 2020 4:03 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wapres Ma'ruf Amin di Acara Pembukaan Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) VII di Bangka Belitung. Foto: Andesta Herli Wijaya/ kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wapres Ma'ruf Amin di Acara Pembukaan Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) VII di Bangka Belitung. Foto: Andesta Herli Wijaya/ kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyatakan keinginan Indonesia menjadi produsen produk halal terbesar di dunia. Keinginan itu disampaikannya saat pembukaan Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) VII yang diselenggarakan MUI.
ADVERTISEMENT
“Melalui semangat KNEKS (Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah) ini, kita ingin ke depan Indonesia menjadi produsen halal terbesar di dunia," ungkap Ma’ruf di Novotel Bangka and Convention Centre, Pangkalan Baru, Bangka Tengah, Rabu (26/2).
Dia mengatakan selama ini Indonesia masih menjadi konsumen dari produk-produk halal dari berbagai negara. Sebagai negara dengan penduduk beragama Islam terbesar, menurut Ma'ruf, Indonesia semestinya menjadi produsen.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
“Dan kita juga hanya menjadi konsumen halal terbesar, tapi tidak, belum menjadi produsen halal,” ujar Ma’ruf.
Ia mengajak para peserta kongres, yang terdiri dari 800 ulama dan cendikiawan muslim, untuk ikut serta memajukan perekonomian tersebut.
“Itulah tugas kita ke depannya. Tugas kita begitu sangat besar,” ujarnya.
Ilustrasi Halal. Foto: Shutter Stock
Senada, dalam kesempatan yang sama, Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman Djohan berharap kongres dapat berkontribusi secara signifikan bagi pembangunan ekonomi halal di Bangka Belitung. KUII VII oleh MUI ini diselenggarakan pada 26-29 Februari.
ADVERTISEMENT
“Kami mohon kesediaan Wakil Presiden dan tentunya seluruh peserta Kongres Umat Islam ini, tentunya nanti dari Deklarasi Bangka Belitung ini keluarlah suatu kebijakan, suatu deklarasi yang mengedepankan ekonomi umat Islam,” ucap Erzaldi.