news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ma'ruf Amin: Khotbah di Masjid dan Gereja, Hindari Narasi Picu Konflik

17 November 2019 10:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden Ma'ruf Amin memberikan sambutan dalam acara Silatuhrahim Kerja Nasional Masyarakat Ekonomi Syariah di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (15/11). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden Ma'ruf Amin memberikan sambutan dalam acara Silatuhrahim Kerja Nasional Masyarakat Ekonomi Syariah di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (15/11). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta masyarakat terus menjaga budaya dan kebhinekaan yang ada di Indonesia. Kali ini, Ma'ruf ingin para tokoh agama membangun narasi dalam menjaga kerukunan dan menghindari narasi konflik saat menyampaikan pesan keagamaan kepada umat.
ADVERTISEMENT
"Kita sudahi narasi-narasi konflik, narasi-narasi yang menimbulkan perbedaan, karena itu narasi kita. Kalau khotbah di masjid, khotbah di gereja, di dalam ceramah-ceramah. Kita hindarkan-lah narasi yang menimbulkan konflik dan permusuhan," kata Ma'ruf di acara interfaith walk, Sarinah, Thamrin, Jakarta, Minggu (17/11)
"Tetapi narasi yang membangun rasa saling mengenal (ta'aruf), rasa saling mencintai (tawadud), rasa saling menyayangi (tafahum), rasa saling membantu (ta'awun)," sambungnya.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin di acara Interfaith Walk, Sarinah, Jakarta Pusat, pada Minggu (17/11/2019). Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan
Mengenai kegiatan jalan santai lintas agama (interfaith walk) ini, Ma'ruf ingin ke depan agar dibuat di seluruh provinsi yang ada di Indonesia. Dia mengaku senang ikut kegiatan jalan santai bersama para pemuka agama.
"Saya tidak pernah merasa berbahagia seperti hari ini, karena memang ini upaya konkret untuk bagaimana menyatukan seluruh bangsa ini, dari berbagai agama," ucap Ma'ruf.
ADVERTISEMENT
Ma'ruf juga ingin ada kegiatan khusus dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan masyarakat di Papua. Mengingat beberapa waktu lalu Papua sempat diterpa konflik bernuansa SARA.
"Saya ingin ada upacara khusus, satu event khusus untuk di Papua, supaya menyatukan seluruh rakyat Papua dan membangun Papua yang damai. Saya harap kita melakukan upaya-upaya itu," tandasnya.