Ma'ruf Amin Sebut Pemda Mulai Terbuka soal Data Corona

26 Maret 2020 18:33 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden RI, KH Ma'ruf Amin memberikan sambutan di acara 3rd International Islamic Healthcare, Conference and Expo (IHEX) 2020. Foto: Dok. Setwapres
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden RI, KH Ma'ruf Amin memberikan sambutan di acara 3rd International Islamic Healthcare, Conference and Expo (IHEX) 2020. Foto: Dok. Setwapres
ADVERTISEMENT
Jumlah kasus positif virus corona di Indonesia terus meningkat setiap harinya. Salah satu tuntutan masyarakat kepada pemerintah adalah adanya transparansi terkait data tracing pasien positif corona.
ADVERTISEMENT
Kurangnya transparansi ini membuat masyarakat tidak bisa mencari tahu apakah mereka pernah membuat kontak, baik itu langsung ataupun tidak langsung dengan pasien positif.
Terkait hal ini, Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengklaim pemerintah sudah membuka data-data tersebut. Namun yang dicontohkan Ma'ruf adalah data yang dibuka Pemda.
"Saya kira pemerintah sudah melakukan itu ya. Seperti contohnya, misalnya kasus yang menyangkut Bupati Karawang yang kemudian beliau terkena corona, itu ditelusuri beliau pernah ketemu di kongres HIPMI dan di situ ada siapa, misalnya Wali Kota Bandung," kata Ma'ruf lewat teleconference, Kamis (26/3).
Menurut Ma'ruf, data tracing sudah dijelaskan oleh pemerintah. Hal itu terlihat dari update yang selalu disampaikan juru bicara penanganan corona Ahmad Yurianto setiap harinya.
ADVERTISEMENT
"Begitu juga di tempat lain kalau ada yang sudah terkena corona pasti berhubungan siapa, ketemu siapa di daerah mana, itu dilakukan tracing dan sudah dilakukan," tuturnya.
"Dan sudah diumumkan lewat jubir dan detailnya juga sudah ada di mana-mana yang terkena itu, mengenai dengan siapa yang berhubungan itu sedang ditracing," pungkasnya.
Total kasus positif virus corona terus bertambah. Kini, kasus positif telah mencapai 893 kasus.
DKI Jakarta masih menjadi daerah yang paling terdampak virus corona, disusul kemudian Jawa Barat. Tidak seperti awal-awal munculnya kasus positif corona, pemerintah tidak lagi melakukan penjelasan seperti domisili pasien hingga di mana dia diduga tertular virus corona.