Ma'ruf Amin soal Ekonomi RI di Kelas Menengah ke Atas: Banyak Negara Terjebak

9 Juli 2020 13:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden Ma'ruf Amin usai menyampaikan keterangan kepada wartawan tentang penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Senin (23/3). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden Ma'ruf Amin usai menyampaikan keterangan kepada wartawan tentang penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Senin (23/3). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengapresiasi kinerja jajarannya sehingga kini Indonesia bisa naik kelas menjadi negara berpendapatan menengah ke atas (upper middle income country), dari sebelumnya berpendapatan menengah ke bawah atau lower middle income country.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Ma'ruf meminta agar prestasi ini tidak serta merta membuat Indonesia jadi terbuai. Ia menyebut beberapa negara justru terjebak dengan status ini.
Meski tak merinci negara mana saja yang dimaksud, namun Ma'ruf menyebut ketidakmampuan negara untuk menangani permasalahan hingga rendahnya tingkat produktivitas menjadi alasan negara tidak bisa cepat berkembang menjadi negara maju.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat membuka acara seminar Terkait sistem pembelajaran di Madrasah Diniyah. Foto: Setwapres-KIP
"Secara empiris banyak negara yang terjebak dalam apa yang disebut middle income trap. Artinya semacam terlilit atau tidak dapat melepaskan diri dari masalah-masalah dasar seperti kemiskinan, kesehatan, pendidikan, pengangguran, yang berujung pada rendahnya produktivitas dan tidak kompetitif. Sehingga 'tinggal kelas', tidak dapat naik kelas menjadi negara maju," ujar Ma'ruf saat memberikan kuliah umum kepada peserta PPRA 60 dan 61 Lemhannas RI, Kamis (9/7).
ADVERTISEMENT
Penyematan status ini dianggap Ma'ruf tidak sekadar sebagai sebuah penghargaan. Namun, lebih dalam dari itu, status menengah ke atas ini menjadi pelecut bagi Indonesia dalam menghadapi permasalahan baru ke depannya.
"Pada saat yang sama hal itu (status middle upper income country) juga berarti meningkatnya tuntutan kepada kita semua untuk lebih mampu mengambil kebijakan. Serta langkah yang lebih maju, sesuai kelas kita saat ini," ungkapnya.
Jika langkah dan kebijakan yang diambil tepat, maka Ma'ruf tak memungkiri Indonesia bisa kembali meningkatkan statusnya menjadi negara berpendapatan tinggi atau high income country.
"Bila menggunakan ukuran kemajuan yang lazim digunakan, maka target yang hendak diraih adalah Indonesia yang tidak hanya berada pada posisi middle income country tapi meningkat menjadi high income country," kata Ma'ruf.
ADVERTISEMENT
"Hal tersebut merupakan suatu raihan yang patut kita syukuri sebagai satu langkah capaian dalam pembangunan menuju Indonesia Maju," tutup dia.
Bank Dunia secara resmi menaikkan kelas Indonesia menjadi negara berpendapatan menengah ke atas (upper middle income country). Lembaga internasional itu menilai Gross National Income (GNI) Indonesia mengalami kenaikan.
Berdasarkan laman resmi Bank Dunia seperti dikutip kumparan, Kamis (2/7), GNI per kapita Indonesia naik menjadi USD 4.050, dari sebelumnya USD 3.840.
Dengan demikian, kini Indonesia sejajar dengan negara-negara berpendapatan menengah atas lainnya, seperti Thailand, Malaysia, dan China. Adapun GNI per kapita Thailand adalah USD 7.260, Malaysia USD 11.200, dan China USD 10.410.
=====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
ADVERTISEMENT