Ma'ruf Dorong Bali Manfaatkan Karantina Terpusat untuk Kurangi Jumlah Isoman

30 Juli 2021 11:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden Ma'ruf Amin pimpin Rakor bersama Pemprov Bali. Foto: Dok. Setwapres
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden Ma'ruf Amin pimpin Rakor bersama Pemprov Bali. Foto: Dok. Setwapres
ADVERTISEMENT
Wapres Ma'ruf Amin mendorong Pemprov Bali mengoptimalkan sejumlah lokasi agar bisa menjadi tempat karantina pasien COVID-19. Kebijakan karantina terpusat ini dinilai bisa menjadi solusi menekan penyebaran virus corona.
ADVERTISEMENT
Ma' ruf menilai, makin banyak lokasi karantina akan meminimalisir jumlah pasien isoman sehingga menekan penularan virus corona ke orang terdekat. Apalagi, klaster rumah tangga kini menjadi sumber penularan COVID-19 yang signifikan.
Hal itu disampaikan Ma'ruf saat memimpin Rakor dengan Satgas COVID-19 Provinsi Bali.
"Dan juga tentang isolasi terpadu supaya lebih diefektifkan ini suatu langkah baik tapi memang perlu lebih diefektifkan," ujar Ma'ruf dalam keterangan tertulisnya, Jumat (30/7).
Agar kebijakan karantina terpusat dan kebijakan lain terkait COVID dapat berjalan maksimal, Ma'ruf meminta agar pemprov dapat mempercepat penyerapan anggaran terkait penanganan COVID-19 di Provinsi Bali.
"Yang menentukan keberhasilan kita dalam menanggulangi COVID, jadi jangan sampai penyerapan anggaran terutama untuk menanggulangi COVID-19 itu tidak terserap secara maksimal. Nah, ini menjadi masalah penting," ucap Ma'ruf.
Vaksinator menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada anak saat pelaksanaan program Serbuan Vaksinasi COVID-19 di Denpasar, Bali, Sabtu (3/7/2021). Foto: Fikri Yusuf/ANTARA FOTO
Imbauan Ma'ruf itu disampaikan guna merespons laporan Gubernur Provinsi Bali Wayan Koster terkait tingginya penambahan kasus aktif COVID-19. Khusus di Bali, menurut Koster, penambahan kasus COVID didominasi dari klaster rumah tangga.
ADVERTISEMENT
Atas dasar itulah Pemerintah Bali memberlakukan kebijakan baru yaitu dengan menerapkan karantina terpusat bagi mereka yang positif terpapar COVID. Kebijakan itu dinilai Koster akan berdampak positif dalam upaya menurunkan kasus penularan di lingkungan keluarga.
"Sudah berlangsung dalam beberapa minggu ini namun belum optimal bisa menggiring warga yang ada di rumah itu untuk dikarantina di satu tempat yang sudah disiapkan oleh Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten dan Kota," ungkap Koster.
"Nah, ini yang akan kami gencarkan dalam beberapa hari ke depan sekarang ini untuk karantina terpusat dipimpin oleh Bapak Pangdam dan Bapak Kapolda supaya warga lebih patuh mengikuti karantina terpusat mau pindah dari karantina yang ada dijalani di rumahnya sendiri," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Koster juga meminta penambahan jumlah tempat tidur yang ada di Provinsi Bali. Meski Bali masih memiliki jumlah tempat tidur yang cukup, langkah ini perlu dilakukan untuk antisipasi jika nantinya ada peningkatan jumlah kasus di Bali.
"Mohon Bapak Wapres kiranya dorong Bapak Menteri PU (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) supaya melakukan percepatan penambahan tempat tidur di Provinsi Bali," beber Koster.
Infografik beda varian delta dan delta plus. Foto: Tim Kreatif kumparan
Sementara itu, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menanggapi positif kebijakan karantina terpusat yang diterapkan pemerintah Bali. Untuk mendukung kebijakan isolasi terpusat itu, kata Dante, pemerintah akan berkomitmen untuk memberikan bantuan terutama oksigen bagi pasien.
"Isolasi terpusat sudah dilakukan oleh beberapa sentra isolasi terpusat, beberapa isolasi terpusat yang memang nanti membutuhkan prasarana dan sarana terutama oksigen akan kita bantu missalnya dengan menggunakan oksigen concentrator," kata Dante.
ADVERTISEMENT
Koordinator Tim Pakar BNPB Wiku Adisasmito yang mewakili Kepala BNPB pun melaporkan bahwa untuk tempat isolasi terpusat di Provinsi Bali sudah disediakan dua lokasi. Di antaranya, Wisma Werdhapura dan Wisma Bima I.
"Tempat isolasi terpusat sudah ada total ada 259 kapasitas tempat tidur untuk isolasinya, dan nanti memang diperlukan kita bisa melakukan penambahan," tambah Wiku.