news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ma'ruf: Hanya 22% Peserta Lolos Ujian Masuk PTN, Jadi Kelompok Elite Masyarakat

7 September 2020 12:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengikuti acara Pengukuhan Guru Besar Unesa Surabaya, secara daring. Foto: KIP/Setwapres
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengikuti acara Pengukuhan Guru Besar Unesa Surabaya, secara daring. Foto: KIP/Setwapres
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Ma'ruf Amin memberi sambutan secara daring dalam acara Pengukuhan Mahasiswa Baru dan Guru Besar Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Tahun Akademik 2020/2021.
ADVERTISEMENT
Dalam sambutannya, ia mengapresiasi hasil kerja keras para peserta ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang akhirnya diterima dan mengalahkan ratusan ribu peserta lain. Menurutnya, dari total 500 ribu lebih peserta ujian masuk PTN 2020, hanya 22 persennya yang akhirnya lolos menjadi mahasiswa PTN.
"Untuk diterima sebagai mahasiswa di perguruan tinggi negeri tidaklah mudah. Tahun 2020, terdapat lebih dari 500.000 peserta yang mengikuti ujian masuk perguruan tinggi negeri dari berbagai pelosok di tanah air. Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 110.000 atau 22 persen peserta yang diterima di berbagai perguruan tinggi negeri, termasuk di Universitas Negeri Surabaya," jelas Ma'ruf, Senin (7/9).
Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Foto: Setwapres
Bagi Ma'ruf, mereka yang lolos kuliah di PTN maupun PTS adalah orang-orang terpilih yang masuk menjadi kelompok elite masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Kalau kita lihat dalam konteks lebih besar, Anda yang hari ini memulai kegiatan pendidikan tinggi, serta seluruh mahasiswa yang diterima di berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, adalah merupakan kelompok elite dalam struktur masyarakat Indonesia," jelas Ma'ruf.
Terlebih jika melihat data BPS pada Februari 2020 terkait angka pendidikan tinggi Indonesia, menurut Ma'ruf, masih sangat terbatas. Hanya sekitar 10,3 persen dari total 137,91 juta penduduk usia 15 tahun ke atas yang akhirnya berkesempatan menempuh pendidikan tinggi.
"Dari 137,91 juta penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja, berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS-BPS) Februari 2020, hanya sekitar 14,2 juta atau hanya 10,3 persen yang berkesempatan menikmati pendidikan tinggi," ungkapnya.
Kuliah lagi? Why not banget! Foto: Istimewa
Oleh karena itu, Ma'ruf berharap agar mereka yang berkesempatan menempuh pendidikan tinggi dapat menyumbang jumlah SDM Indonesia yang unggul dan berdaya saing global.
ADVERTISEMENT
"Di berbagai kesempatan saya selalu menyampaikan bahwa SDM unggul adalah SDM yang sehat, cerdas, memiliki produktivitas tinggi, produktif dalam menghasilkan sesuatu yang manfaat dan maslahat, memiliki semangat untuk berkompetisi, cinta tanah air, dan berakhlak mulia atau ber-akhlakul karimah, pungkasnya.
----------------------------------
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona