news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ma'ruf: Limbah Medis Jangan Sampai Jadi Sumber Penularan Baru COVID-19

29 Juli 2021 10:50 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rapat Koordinasi Wakil Presiden Ma'ruf Amin dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X. Foto: Dok. Setwapres
zoom-in-whitePerbesar
Rapat Koordinasi Wakil Presiden Ma'ruf Amin dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X. Foto: Dok. Setwapres
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 menghadirkan persoalan baru yaitu limbah medis. Meningkatnya angka keterisian rumah sakit daerah karena COVID-19 menjadi salah satu faktor penyebab penambahan jumlah limbah medis.
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta agar tiap daerah dapat segera menemukan solusi untuk mengatasi masalah limbah medis. Ia berpesan, jangan sampai ada tumpukan limbah medis B3 yang justru berpotensi jadi sumber penularan baru COVID-19.
Hal itu disampaikan Ma'ruf dalam rakor bersama Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Satgas Penanganan COVID-19 DIY melalui konferensi video.
"Masalah limbah B3. Limbah ini menjadi persoalan karena ini juga menjadi masalah baru di dalam rangka kita memutus penularan. Jangan sampai limbah ini juga menjadi sumber penularan baru. Sehingga perlu ditangani dengan serius," ujar Ma'ruf dalam keterangan tertulisnya, Kamis (29/7).
Lebih jauh, Ma'ruf meminta agar pemerintah provinsi DIY dapat menyiapkan penanganan serius dan langkah konkret untuk mengatasi permasalahan menumpuknya limbah medis B3 pada masa pandemi ini.
ADVERTISEMENT
Penunjukan suatu badan khusus untuk menangani limbah medis itu, kata Ma'ruf, mungkin dapat jadi salah satu solusi konkret bagi DIY untuk mengatasi permasalahan limbah medis yang menumpuk.
Rapat Koordinasi Wakil Presiden Ma'ruf Amin dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X. Foto: Dok. Setwapres
"Mungkin ada semacam BLU (Badan Layanan Umum) atau apa yang menangani. Karena itu saya minta nanti Pak Gubernur untuk berkoordinasi. Sebab, masalah limbah ini menjadi masalah sangat penting harus diatasi. Perlu penyediaan fasilitas pengolahan yang cukup, ya, itu supaya semuanya dicek," ucap Ma'ruf.
Dalam rapat itu, Sri Sultan HB X melaporkan bahwa memang penanganan limbah B3 Medis COVID-19 di wilayah DIY masih belum maksimal khususnya bagi pasien isolasi mandiri di rumah.
"Yang kami punya problem (masalah) besar itu untuk B3, di isoman (isolasi mandiri), Bapak. Kalau di rumah sakit dan sebagainya tidak ada masalah. Tapi di isoman ini," ungkap Sri Sultan.
ADVERTISEMENT
Menanggapi permasalahan tersebut, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono yang hadir dalam rapat menyampaikan, langkah cepat penanganan limbah B3 Medis COVID-19 bagi pasien isoman dapat dilakukan dengan penyemprotan disinfektan secara menyeluruh.
Dante menyarankan agar petugas tetap menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk meminimalisir adanya potensi penularan dari limbah tersebut.
"Ada program disinfektan, Pak. Disinfektan yang harus dilakukan secara berkala pada tempat-tempat yang cenderung infeksius. Kemudian juga dengan fasilitas APD dan fasilitas-fasilitas lain yang sudah merupakan barang infeksius itu juga perlu kita selesaikan supaya tidak menjadi salah satu bagian dari proses pencemaran," beber Dante.
Sejumlah "wheeled bin" atau wadah limbah beroda berisi limbah medis infeksius di PT Jasa Medivest, Plant Dawuan, Karawang, Jawa Barat. Foto: Muhamad Ibnu Chazar/ANTARA FOTO
Selain Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, hadir pula secara virtual dalam rapat itu Sekretaris Daerah Provinsi DIY Raden Kadarmanta Baskara Aji, dan seluruh jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi DIY serta para Wali kota dan Bupati se-DIY.
ADVERTISEMENT
Sementara Wapres didampingi oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Teten Masduki; Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono; Jaksa Agung, ST. Burhanuddin; Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri, M. Hudori; dan Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Nasional, Wiku Adisasmito.