Ma'ruf Usul ke Menkes Kurangi Tes Antigen: Positivity Rate Jadi Rendah

22 Juli 2021 22:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
74
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Foto: Dok. Setwapres
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Foto: Dok. Setwapres
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta testing berbasis rapid antigen dikurangi. Dia mengusulkan agar memperbanyak tes PCR.
ADVERTISEMENT
"Kemudian penggunaan antigen dan PCR. Sebenarnya antigen itu kalau saya amati positivity rate-nya rendah," kata Ma'ruf saat rapat koordinasi penanganan COVID-19 di Jawa Timur, Rabu (21/7).
Dalam rapat secara virtual itu, turut dihadiri Mendagri Tito Karnavian, Menkes Budi Gunadi Sadikin, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan seluruh bupati dan wali kota di Jatim.
Pernyataan Ma'ruf di atas sebenarnya kurang tepat. Sebab, positivity rate adalah cara paling efektif untuk mengukur pengendalian corona di suatu wilayah. Secara singkat, ia bermakna perbandingan jumlah kasus dan tes.
Semakin rendah artinya semakin baik, bukan sebaliknya. WHO pun telah menentukan batas aman positivity rate yakni di bawah 5 persen. Kalau sudah sampai titik itu, artinya pandemi mulai terkendali.
ADVERTISEMENT
Namun, kondisi di Indonesia masih jauh dari ideal. Positivity rate sepekan terakhir saja masih di angka 30 persen, tes yang dimasukkan ke perhitungan adalah tes PCR, tes cepat molekuler (TCM), dan swab antigen.
Diduga, maksud Ma'ruf Amin adalah "tes antigen akurasinya rendah".
Ma'ruf kemudian mengusulkan kepada Budi Sadikin agar testing berbasis antigen ke depan dikurangi. Testing berbasis PCR yang harus diperbanyak.
"Sebenarnya saya sudah pernah usul ke Pak Menkes supaya jangan terlalu banyak antigen. Antigen jangan terlalu banyak. Positivity rate-nya menjadi sangat rendah saya kira," tutur Ma'ruf.
Ma'ruf Soroti Testing di Jatim
Lebih lanjut, dalam rapat itu Ma'ruf turut membahas testing di Jatim. Ma'ruf menilai testing di Jatim sudah sangat tinggi melebihi standar WHO. Di sini dia juga menyinggung positivity rate, kali ini dengan konteks yang tepat.
ADVERTISEMENT
"Jumlah testing Jatim sudah di atas standar WHO tapi positivity rate masih sangat jauh dari standar WHO 5 persen. Jatim masih di angka 39,24 persen jadi jauh di atas WHO yang 5 persen," ucap Ma'ruf.
Oleh sebab itu, dalam masa perpanjangan PPKM leveling hingga 25 Juli, Ma'ruf mengatakan pemerintah pusat akan memberikan bantuan agar penularan COVID-19 di Jatim dapat segera ditekan.
Berikut pernyataan lengkap Ma'ruf soal positivity rate:
Kemudian penggunaan antigen dan PCR, sebenarnya antigen itu kalau saya amati positivity rate-nya rendah. Saya pernah menyampaikan ke Pak Menteri Kesehatan jangan terlalu banyak justru antigen. Oleh karena itu pemeriksaan antigen jangan terlalu banyak soalnya tingkat positivity rate-nya menjadi sangat rendah.
Video juga diunggah di YouTube Setwapres:
ADVERTISEMENT