Ma'ruf: Wisata Halal Bukan untuk Membuat Destinasi Wisata Jadi Syariah

10 Februari 2020 14:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden Ma'ruf Amin buka Munas PHRI XVII di Karawang. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden Ma'ruf Amin buka Munas PHRI XVII di Karawang. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah berencana meningkatkan industri wisata halal dalam negeri. Wakil Presiden Ma'ruf Amin menjelaskan bahwa pengembangan tersebut tak serta merta membuat seluruh destinasi wisata yang ada di Indonesia menjadi syariah.
ADVERTISEMENT
Justru, pengembangan wisata halal dibentuk untuk mendongkrak angka pariwisata Indonesia. Wisata halal, menurut Ma'ruf, merupakan terobosan pemerintah menghadirkan wisata yang nyaman bagi mereka pemeluk agama Islam.
"Saya juga perlu menegaskan, bahwa tidak benar bila wisata halal diartikan sebagai upaya untuk menyariahkan destinasi wisata," ujar Ma'ruf saat membuka Musyawarah Nasional XVII Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Tahun 2020 di Hotel Resinda, Karawang, Senin (10/2).
Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
"Saya ingin menegaskan kembali bahwa sesungguhnya itulah yang disebut dengan wisata halal yaitu layanan yang membuat nyaman wisatawan muslim ketika berkunjung ke suatu destinasi," sambungnya.
Permintaan untuk terus mendorong pengembangan wisata halal menurut Ma'ruf bukan tanpa alasan. Sebab, sejumlah negara maju semisal Jepang, Australia, hingga Rusia mulai berlomba memperbaiki destinasi wisata mereka.
ADVERTISEMENT
Tujuannya agar sebisa mungkin dapat bersaing dengan negara lain dalam menarik wisatawan asing khususnya yang beragama Islam.
"Hal itu (perbaikan industri wisata halal) dilakukan dengan tujuan bisa menarik lebih banyak wisatawan Muslim, yang jumlahnya meningkat tajam dari waktu ke waktu, untuk berkunjung ke destinasi wisata mereka," ujarnya.
Perbaikan destinasi wisata, kata Ma'ruf, dapat dilakukan, misalnya dengan menambah fasilitas tempat peribadatan bagi umat Islam. Lokasi tersebut harus bersih dan ramah terhadap wisatawan.
Ilustrasi traveler Muslim wisata ke pantai Foto: Shutter Stock
"Sangat penting bagi pelaku industri pariwisata untuk menyediakan layanan tambahan, misalnya fasilitas tempat ibadah atau salat yang layak dan bersih, serta menu makanan halal," kata Ma'ruf.
"Dengan demikian saya yakin, wisatawan muslim akan meningkat. Karena mereka merasa lebih nyaman mengunjungi destinasi wisata tersebut," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Ma'ruf kemudian mengajak PHRI untuk ikut serta mewujudkan program wisata halal dan pengembangan tujuan wisata yang nyaman bagi seluruh pemeluk agama.
"Peran PHRI sebagai pemangku utama dan mitra pemerintah, khususnya dalam penyediaan kebutuhan amenitas terkait sarana akomodasi dan kuliner perlu memerhatikan kenyamanan dan kebutuhan para wisatawan, termasuk kenyamanan dan kebutuhan melaksanakan ajaran agama yang diyakini," kata Ma'ruf.