Masa Lalu Kamala Harris sebagai Jaksa Bisa Hambat Kemenangan Partai Demokrat

12 Agustus 2020 15:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan Wakil Presiden Joe Biden berbicara dengan Senator Kamala Harris setelah selesainya debat presiden Partai Demokrat AS 2020 di Houston, Texas, AS, (12/9/2019). Foto: Mike Blake/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Mantan Wakil Presiden Joe Biden berbicara dengan Senator Kamala Harris setelah selesainya debat presiden Partai Demokrat AS 2020 di Houston, Texas, AS, (12/9/2019). Foto: Mike Blake/Reuters
ADVERTISEMENT
Joe Biden (77) memilih Kamala Harris (55) jadi cawapres Partai Demokrat. Terpilihnya Harris dipuji sekaligus diragukan.
ADVERTISEMENT
Harris yang merupakan wanita kulit hitam dan warga keturunan dianggap dapat mendongkrak perolehan suara Partai Demokrat dalam pemilu AS 3 November mendatang. Sebab, semasa di Pemerintahan Donald Trump masalah rasialisme merupakan problem besar.
Di sisi lain, masa lalu Harris sebagai Jaksa Distrik San Fransisco serta Jaksa Agung California berpotensi menggagalkan kemenangan Partai Demokrat.
Kandidat Cawapres AS mendampingi Joe Biden, Kamala Harris. Foto: JONATHAN ERNST/POOL/AFP
Kala menjabat sebagai penegak hukum Harris dinilai membangun citra antireformasi dan kejam.
"Dari waktu ke waktu ketika kelompok progresif mendesak dia memberlakukan reformasi peradilan pidana, saat menjadi Jaksa Agung dan Jaksa Distrik, Harris menolak dan tetap diam," ucap Profesor Hukum AS Lara Bazelon saat menulis artikel opini di New York Times pada 2019 lalu.
"Harris mengubah teknis hukum menjadi senjata, sehingga dia bisa memperkuat ketidakadilan," sambung dia.
ADVERTISEMENT
Pada editorial harian Sacramento Bee Juni lalu, mereka melontarkan kritik pedas terhadap Harris. Wanita keturunan Asia Selatan itu dinilai gagal menjalankan tugas Jaksa Agung California dan Jaksa Distrik.
"Reputasi Kamala Harris sebagai jaksa di California lebih pada menunggu bukan memimpin, dia lebih suka mengurus masalah kontroversial yang layak secara politik," tulis Sacramento Bee.
Pada 2016, ketika menjadi Jaksa Agung California, Harris menolak pemakaian UU untuk memeriksa insiden penembakan oleh polisi.
Kandidat Cawapres AS mendampingi Joe Biden, Kamala Harris. Foto: ERIN SCOTT/POOL/AFP
Sementara ketika jadi senator, Harris adalah politikus yang mendukung UU di California untuk menghukum orang tua yang anaknya ketahuan membolos.
Saat AS dilanda protes Black Lives Matter untuk menentang kebrutalan polisi, Harris ternyata tak banyak berbuat.
Harris pun dituding gagal mendorong lembaga yudikatif AS untuk menyelesaikan kasus-kasus kekerasan kepolisian.
ADVERTISEMENT