Massa Pendukung Trump Tinggalkan Gedung Kongres AS, 20 Orang Diamankan Polisi

7 Januari 2021 6:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana ketika para pendukung Presiden AS Donald Trump berkumpul di luar, di Washington, Amerika Serikat. Foto: Stephanie Keith/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Suasana ketika para pendukung Presiden AS Donald Trump berkumpul di luar, di Washington, Amerika Serikat. Foto: Stephanie Keith/Reuters
ADVERTISEMENT
Pihak kepolisian Amerika Serikat menyatakan bahwa situasi berangsur kondusif pasca kericuhan yang ditimbulkan ratusan massa pendukung Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
ADVERTISEMENT
Mereka membuat kericuhan dengan mencoba menerobos masuk dan menduduki paksa gedung Capitol US pada Rabu (6/1/2021) waktu setempat.
Mengutip CNN, pihak berwenang AS mengatakan bahwa gedung Capitol AS saat ini sudah jauh lebih aman. Hal itu terjadi menyusul upaya tegas pihak keamanan yang memaksa agar para massa untuk meninggalkan lokasi gedung untuk menjauh ke arah bagian barat gedung.
Kepulan gas air mata di Gedung Capitol AS ketika para pendukung Presiden AS Donald Trump berkumpul di luar, di Washington, Amerika Serikat. Foto: Leah Millis/Reuters
Gas air mata hingga flashbang, dimanfaatkan pihak keamanan untuk memukul mundur massa yang mencoba untuk merangsek masuk ke dalam gedung.
Untuk memastikan kericuhan tak kembali terulang, pihak keamanan yang berjaga sekitar gedung memutuskan untuk mengamankan sejumlah pihak yang dinilai sebagai provokator dalam aksi tersebut.
Kepulan gas air mata di Gedung Capitol AS ketika para pendukung Presiden AS Donald Trump berkumpul di luar, di Washington, Amerika Serikat. Foto: Leah Millis/Reuters
Terkait kerusuhan tersebut polisi menangkap sekitar 20 orang. Massa pendukung Trump yang ditahan ditempatkan di belakang mobil milik polisi di Delaware Avenue.
ADVERTISEMENT
Sikap tegas diambil pihak kepolisian setelah sebelumnya ratusan massa pendukung Donald Trump menggelar aksi protes terkait kekalahan Trump pada pemilu lalu. Protes dilakukan saat anggota parlemen AS tengah membahas pengesahan Joe Biden menjadi Presiden terpilih AS menggantikan Trump.