Masuk Bulan Kedua, Ini Kata Siswa yang Dapat Bantuan Kuota Internet Kemendikbud

2 November 2020 16:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Siswa mengerjakan tugas sekolah di rumahnya di Pekanbaru, Riau, Kamis (16/4/2020). Foto: ANTARA FOTO/Rony Muharrman
zoom-in-whitePerbesar
Siswa mengerjakan tugas sekolah di rumahnya di Pekanbaru, Riau, Kamis (16/4/2020). Foto: ANTARA FOTO/Rony Muharrman
Pencairan bantuan kuota internet gratis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bulan kedua sudah kembali disalurkan kepada siswa PAUD hingga Mahasiswa beserta tenaga pengajar. Penyaluran secara bertahap dibagikan pada 22 hingga 24 Oktober 2020 untuk tahap pertama, dan tahap kedua mulai dari 28 hingga 30 Oktober 2020.
Bekerjasama dengan beberapa operator seluler Indonesia, melalui kebijakan ini, penerima bantuan dapat mengakses berbagai aplikasi dan laman umum dan khusus belajar. Adapun dalam pembagiannya, peserta didik PAUD akan mendapatkan total kuota gratis 20 GB (5 GB kuota umum, 15 GB kuota belajar), siswa SD-SMA sebanyak 35 GB (5 GB kuota umum, 30 GB kuota belajar), guru SD-SMA mendapat 42 GB (5 GB kuota umum, 37 GB kuota belajar), serta mahasiswa dan dosen mendapat 50 GB (5 GB kuota umum, 45 GB kuota belajar) dengan masa berlaku satu bulan sejak diterima.
Bantuan ini bertujuan mempermudah proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang hingga kini masih harus dilakukan di sebagian besar daerah. Kebijakan ini pun disambut baik oleh siswa hingga orang tua penerima bantuan, terutama mereka yang masih terkendala mendapatkan akses internet memadai, termasuk membeli kuota. Salah satunya Rifki Ahmad, siswa di salah satu SMP swasta di Cibinong, Jawa Barat.
Menurut siswa kelas 1 SMP ini, semenjak diterapkannya kebijakan PJJ secara daring, kebutuhan kuota internet bulanannya otomatis membengkak hingga dua kali lipat. Apalagi setiap harinya proses belajar mengajar lebih banyak dilakukan secara tatap muka melalui aplikasi video conference.
“Sejak sekolah online, kuota internet jadi boros dan lebih cepat habis. Tapi sekarang jadi tenang, kalau mau buka aplikasi belajar, kelas online, sampai browsing tugas sekarang jadi gratis,” ungkapnya kepada kumparan.
Siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) melakukan kegiatan belajar mengajar menggunakan internet di Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (1/4/2020). Foto: ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Hal senada juga diungkapkan oleh Yasmin, mahasiswi yang kini sedang menempuh pendidikan di salah satu universitas di Purwokerto, Jawa Tengah. Ia mengungkapkan bahwa bantuan ini sangat memudahkannya menghadiri pertemuan kelas secara daring setiap harinya.
Meski terkadang jatah kuota umum bantuan belum mencukupi karena setiap harinya ia harus mengakses jurnal hingga aplikasi Youtube sebagai pendukung tugas, perempuan berusia 20 tahun ini mengaku bantuan dari Kemendikbud membuat pengeluaran bulanan untuk membeli kuota jadi lebih hemat. “Enak sih sekarang jadi lebih hemat beli kuota, jadi uang bulanan bisa aku manfaatkan untuk beli keperluan lainnya,” jelas Yasmin antusias.
“Kalau kuota umum lebih banyak lagi jatahnya, mungkin bisa makin meringankan saat belajar,” tambahnya.
Tak hanya siswa, dampak positif juga dirasakan oleh orang tua siswa yang merasa diringankan dengan adanya bantuan kuota gratis dari Kemendikbud. Anak perempuan Isty di tahun ajaran baru ini sudah mulai masuk PAUD dan harus langsung melaksanakan proses belajar daring dari rumah. Kuota bantuan ini sering ia manfaatkan untuk mengajak si kecil menonton berbagai tayangan edukatif.
“Karena Anin (anak perempuan Isty) kan masih PAUD jadi belum menggunakan aplikasi belajar. Paling lebih sering saya ajak menonton video dan kartun edukatif di Youtube,” ucapnya.
Banyaknya tanggapan positif yang diterima setelah peluncuran kuota bantuan ini jadi salah satu motivasi Kemendikbud untuk terus mengevaluasi dan meningkatkan mutu kebijakan ini. Salah satunya dengan terus menambah daftar akses gratis untuk aplikasi dan laman pembelajaran. Saat ini sudah ada total ada 61 laman/aplikasi pembelajaran, 5 layanan video conference, serta 2.624 laman kampus atau sekolah yang bisa diakses secara gratis.
Guna melancarkan proses PJJ, dalam penyaluran bantuan bulan kedua ini, Kemendikbud juga terus mengimbau peserta didik dan tenaga pengajar yang belum mendapat kuota bantuan untuk segera melapor ke sekolah masing-masing, untuk selanjutnya melaporkan nomor ponsel ke Dapodik.
“Saya meminta masyarakat untuk tidak khawatir karena seluruh pendidik dan peserta didik akan mendapatkan bantuan karena penyaluran dilakukan secara bertahap dan masa berlaku terhitung sejak bantuan kuota belajar diterima,” kata Nadiem dalam acara peresmian kebijakan bantuan kuota data internet tahun 2020, Jumat (25/9).
Sampai saat ini, Kemendikbud telah menyalurkan bantuan kuota kepada 35,7 juta penerima. Jumlah ini lebih banyak 7,5 juta penerima dibandingkan penyaluran bulan pertama sebanyak 28,5 juta penerima bantuan kuota gratis. Rencananya, bantuan kuota gratis akan disalurkan setiap bulannya hingga akhir tahun.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan