Masuk ke DPR Lewat Pintu Depan itu Sulit, Anggota DPR Saja Merasakannya

27 September 2022 16:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi gerbang mobil depan DPR RI. Foto: Zamachsyari/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi gerbang mobil depan DPR RI. Foto: Zamachsyari/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua MKD DPR Habiburokhman mengakui bahwa masuk Kompleks Parlemen DPR lewat pintu depan di Jalan Gatot Subroto terkadang sulit.
ADVERTISEMENT
Ia pun menyayangkan Ketua Indonesian Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso, sempat ditolak Pamdal lewat pintu depan kemarin, Senin (26/9), meski sudah menunjukkan undangan MKD.
"Kita ini ojo dumeh lah, kita harus empati ke masyarakat, susah sekali mau masuk sini gitu lho. Saya aja anggota DPR kadang-kadang agak susah, enggak tahu teman-teman wartawan. Sekarang masyarakat sudah kita undang, jadi saksi di sini, enggak dapat honorarium dan lain sebagainya, [tapi] dipersulit lagi kayak kemarin. Makanya kami pengin cari solusi," kata Habiburokhman di Gedung DPR RI, Selasa (27/9).
Habiburokhman mengatakan akan memanggil Sekjen DPR RI Indra Iskandar ke MKD siang ini. Ia berharap Sekjen dapat meminta maaf dan mencari solusi soal sulitnya birokrasi masuk Gedung DPR.
ADVERTISEMENT
"Kami akan memanggil Sekjen DPR RI, akan undang beliau, karena walau Pak Sugeng sudah menganggap selesai masalah karena kami sudah meminta maaf, kami juga bingung gitu lho [dia belum]. Kami aja MKD DPR RI meminta maaf atas insiden kemarin, kok Pak Sekjen ini nggak ada minta minta maaf gitu?" ujar dia.
Kondisi gerbang mobil belakang DPR RI. Foto: Zamachsyari/kumparan
Habiburokhman mengakui, Indra punya tugas berat mengatur lalu lintas tamu di DPR. Ia mengungkap berdasarkan pengalaman, ada pihak tak berkepentingan sembarang masuk ke DPR.
Tetapi, ia meminta hak rakyat untuk masuk, mendapat pelayanan, bahkan membantu tugas DPR betul-betul diperhatikan.
"Itu [protokol masuk] enggak diatur rigid di peraturan DPR. Yang memang inisiatif mengatur Sekjen, mungkin berkomunikasi dengan pimpinan DPR. Memang ada keluhan dulu ruangan kita di atas diketuk, tukang jahit, tukang jas, tukang batik, atau ada sales girl bawa produk. Tapi kan tinggal diatur aja," ujar dia.
ADVERTISEMENT
"Kemarin Pak Sugeng jelas menunjukkan undangan dari MKD, kenapa enggak konfirmasi ke MKD? Di MKD kita stand by menunggu," imbuhnya.
Habiburokhman berharap Pamdal DPR bisa diedukasi lebih baik lagi. Apabila hal serupa terus terjadi, menurutnya ada kesan DPR menjadikan rakyat sebagai musuh.
"Kita ingin perbaiki itu, yang penting jangan arogan lah. Di depan itu kadang-kadang, pamdal itu diedukasi, berhadapan dengan rakyat jangan dianggap musuh yang bawa apa. Udah bawain senyum aja, dijelaskan baik-baik, dengan keadaan tertentu penting juga ada sedikit diskresi. Namanya rumah wakil rakyat, kalau saklek-saklekan kan susah," paparnya.
"Mobil Pak Sugeng sudah di depan, protapnya harus lewat belakang. Anda enggak bayangkan kalau orang biasa? Enggak pake nguing-nguing gitu kayak menteri, dari gerbang depan ke gerbang belakang itu bisa setengah jam lho, muter. Coba aja. Kena di stasiun itu bisa 20 menit, Stasiun Palmerah, belum sampai Palmerah aja bisa 15 menitan," pungkas dia.
ADVERTISEMENT
Sugeng diundang sebagai saksi soal laporan terkait fasilitas private jet yang dipakai Brigjen Hendra Kurniawan ke rumah keluarga Brigadir Yosua. Semula ia diundang kemarin, Senin (27/9), namun ditolak masuk oleh Pamdal di gerbang depan DPR di Jalan Gatot Subroto meski sudah menunjukkan undangan.
Ia memutuskan batal hadir karena merasa didiskriminasi. Meski saat itu Sugeng dapat masuk melalui pintu belakang DPR di bagian selatan, Jalan Gerbang Pemuda.