
Satiri yang duduk bersila itu memejamkan mata, diam, dan menunduk. Asap putih menari-nari meninggalkan rokok di sela jari-jarinya. Ia menghela napas panjang.
Sejurus kemudian, kelopak matanya terbuka kembali. “Beliau, Mbah Raden Ujud Beji , sudah mengizinkan saya menceritakan perjalanannya. Beliau ada bersama saya, membisiki,” ujar Satiri saat ditemui kumparan.
Satiri adalah Ketua RT sekaligus pengurus peninggalan Mbah Beji, tujuh sumur keramat dan makam. Perjalanan spiritualnya dimulai ketika ia masih belajar di pesantren setingkat SMP. Saban hari, ia bermimpi didatangi Mbah Beji. “Saya akhirnya izin ke orang tua untuk mencari makam Mbah Beji dan titik air itu. Orang tua saya hanya berpesan untuk tidak salah langkah,” katanya. “Barulah sejak 2010 saya bersedia mengurus sumur ini.”
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814