Mbah Rono Prediksi Gunung Merapi Belum Akan Erupsi dalam Waktu Dekat

2 Desember 2020 19:04 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gunung Merapi difoto dari Bronggang, Desa Argomulyo, Cangkringan, Sleman. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Merapi difoto dari Bronggang, Desa Argomulyo, Cangkringan, Sleman. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Ahli vulkanologi yang juga mantan Kepala Badan Geologi dan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono atau Mbah Rono memprediksi Gunung Merapi belum akan erupsi dalam waktu dekat. Seperti diketahui saat ini Gunung Merapi saat ini berstatus Siaga (Level III).
ADVERTISEMENT
"Kayaknya lama (status Siaga). Mungkin kalau berharap meletus dalam waktu dekat ini, kayaknya belum," kata Mbah Rono melalui sambungan telepon, Rabu (2/12).
Mbah Rono menjelaskan hal itu dia prediksi dari perkembangan Gunung Merapi dari hari ke hari.
"Selama polanya (aktivitas) seperti ini, naik fase banyaknya, hembusan naik. Nanti turun lagi 80 (kali jumlahnya) naik setiap 6 jam 100an lebih dikit, nanti turun lagi 80 atau 60 nanti naik lagi tapi diimbangi hembusan dan guguran ya ngono wae terus (ya begitu saja terus)," jelas dia.
"Kalau selama ini Merapi gempanya (vulkanik dangkal) banyak, kemudian guguran dan hembusan banyak enggak nimbun-nimbun (tidak terkumpul energinya)," tambah dia.
Tebing lava di puncak Merapi berguguran jelang erupsi. Foto: BNPB
Mbah Rono menambahkan, setelah erupsi 2010, Merapi sudah berubah. Hal ini lah yang belum diketahui banyak orang. Pada 2010, Gunung Merapi mengeluarkan energi yang begitu besar. Bahkan saat ini pun tidak banyak gempa vulkanik VA (vulkanik dalam).
ADVERTISEMENT
"Akhir suatu letusan ada kubah lava. Ini kan enggak ada (setelah 2010). Biasanya masih ada tersisa (kubah). Ini kan hampir habis-habisan 2010. Perlu energi yang cukup memerlukan waktu lama. Yang biasanya 2-4 tahunan tidak meletus-meletus," ucap dia.
Memang saat ini banyak gempa vulkanik dangkal yang terjadi di Gunung Merapi. Namun banyaknya gempa vulkanik dangkal dan fase banyaknya ini diimbangi dengan banyaknya hembusan.
Berdasarkan laporan aktivitas Gunung Merapi yang dirilis BPPTKG periode pengamatan 2 Desember pukul 12.00 sampai 18.00 WIB, tercatat ada 13 guguran, 7 hembusan, 53 hybrid atau fase banyak, dan 11 vulkanik dangkal.
Meski tanpa gempa vulkanik dalam, erupsi tetap berpotensi apabila gempa vulkanik dangkal tidak diiringi hembusan.
ADVERTISEMENT
"Kecuali tiba-tiba gugurannya kaya berhenti sedikit. Lalu embusannya sedikit, tapi gempanya vulkanik dangkal naik, fase banyaknya naik mungkin bledos," tutur dia.
Maka dari itu, Merapi tetap bisa erupsi tanpa perlu muncul kubah lava dahulu. Pasalnya hal menentukan erupsi ini adalah energi yang ada di dalam.
"Enggak harus (muncul kubah lava baru) Kita lihat saja apakah memang kuat kegempaan yang ada itu. Kan pengumpulan energi, kalau gagal mengumpul kan energi ya kapan akan meletus. Meletus kan gampang (teorinya) tekanan didalam lebih kuat dari tekanan di luar," ujarnya.
Dengan kondisi seperti ini, Mbah Rono mengimbau masyarakat di lereng Merapi senantiasa mengikuti imbauan dari BPPTKG dan pemerintah setempat.