Megawati Banyak Singgung Perempuan di Pidato HUT PDIP, Mengarah ke Puan?

11 Januari 2023 11:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memberikan pidato di HUT ke-50 PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta pada Selasa (10/1/2023). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memberikan pidato di HUT ke-50 PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta pada Selasa (10/1/2023). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri banyak menyinggung pemimpin perempuan dalam pidatonya di HUT ke-50 PDIP, Selasa (10/1). Mengarah ke sang putri, Puan Maharani?
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI, Kunto Adi Wibowo, menganalisis, pernyataan Megawati terkait pemimpin perempuan sebenarnya bersayap. Tak fokus terhadap sosok capres PDIP.
Kunto menuturkan Megawati seperti memberi pesan adanya kemungkinan capres PDIP adalah perempuan yakni Puan Maharani. Namun, ada kalimat lain yang menunjukkan ke depan yang terjadi bisa sebaliknya.
"Soal partisipasi perempuan di wilayah publik kan juga bersayap sama dengan pertanyaan Bu Mega yang lain bahwa saya enggak akan jerumuskan PDIP ke sumur itu juga bersayap dalam artian bisa jadi yang pertama tentang perempuan ini mendukung Mbak Puan," kata Kunto, Rabu (11/1).
"Tapi kalau dilihat dari banyak juga orang yang menginterpretasikan ini kan beliau ngomong soal tidak menceburkan ke sumur itu kalau diinterpretasi kan bisa jadi mungkin bukan Mbak Puan," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Kunto menuturkan Megawati merupakan tokoh politik yang menggunakan pendekatan politik Jawa. Sehingga, setiap perkataan Megawati tak bisa diamini begitu saja.
"Kemarin yang terjadi lebih kepada mempertontonkan kekuasaan Megawati dengan cara ya ini kan politik Jawa sekali. Politik Jawa yang semua kata-katanya bersayap," ucapnya.
Namun, kata dia, ke depan publik dapat menilai seberapa jauh komitmen PDIP untuk memberikan kesempatan kepada perempuan untuk mengisi jabatan publik.
"Kita lihat apakah PDIP akan konsisten dengan janjinya itu kemudian membuat tidak hanya aturan. Apakah partainya sendiri memberikan peluang yang sebesar-sebesarnya kepada perempuan berpartisipasi dan duduki jabatan-jabatan publik menurut saya kita sebagai publik itu bisa kontrol," tandasnya.