Megawati Dorong Perdamaian di Semenanjung Korea Lewat Dialog dan Kebudayaan

11 Mei 2022 12:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mendapat gelar Profesor Kehormatan dari Seoul Institute of the Arts. Foto: YouTube/PDI Perjuangan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mendapat gelar Profesor Kehormatan dari Seoul Institute of the Arts. Foto: YouTube/PDI Perjuangan
ADVERTISEMENT
Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri terus mendorong perdamaian di Semenanjung Korea. Menurutnya, perdamaian dunia dan persatuan di semenanjung Korea harus terus diperjuangkan oleh semua pihak.
ADVERTISEMENT
"Memang dari dunia modern ini kalau dilihat sebuah negara yang masih belum dapat disatukan kembali sebagai bangsa itu adalah dari Korea dan yang satunya adalah bangsa Palestina. Sungguh merupakan sebuah hal yang sangat tragis ketika sebuah bangsa tidak bisa jadi satu," kata Megawati usai menerima gelar Profesor Kehormatan dari Seoul Institute of The Arts di Korea Selatan, Rabu (11/5).
"Saya banyak bertemu dari para pemimpin negara, betul-betul merupakan tokoh dunia yang kuat. Ketika di konferensi Asia Afrika dan semuanya negara-negara tersebut mendambakan kemerdekaan dan perdamaian abadi, perdamaian dunia yang abadi," imbuhnya.
Megawati berpandangan dengan kesamaan kebudayaan yang dimiliki Korea Selatan dan Korea Utara, seharusnya bisa menjadi jembatan untuk menciptakan perdamaian.
Megawati Soekarnoputri saat menerima gelar Honorary Chair Professor dari Seoul Institute of The Arts (SIA), Rabu (11/5/2022). Foto: Dok. Istimewa
"Dengan identitas jati diri dan karakter kebudayaan yang sama antara Korea Selatan dan Korea Utara, saya meyakini kebudayaan ini akan jadi kunci perdamaian dengan apa yang selalu disebut reunifikasi Korea," ucap Megawati.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Ketum PDIP ini menuturkan dialog juga penting dilakukan dalam mengupayakan perdamaian. Menurutnya, perdamaian di Korea tak bisa diintervensi oleh negara lain dan hanya bisa dilakukan kedua belah pihak.
Rudal balistik antarbenua Hwasong-17 ambil bagian dalam parade militer malam hari untuk menandai peringatan 90 tahun berdirinya Tentara Revolusioner Rakyat Korea di Pyongyang, Korea Utara dari foto yang dirilis pada Selasa (26/4). Foto: KCNA/via REUTERS
"Namun hal yang sangat penting lainnya adalah berdaulat di bidang politik. Prinsip ini sangatlah penting di dalam dialog untuk perdamaian. Penjabaran berdaulat di bidang politik membawa makna bahwa perdamaian abadi hanya bisa dilakukan bangsa Korea sendiri, one big family tanpa adanya intervensi dari negara lain," tuturnya.
"Dengan identitas kebudayaan bangsa Korea dan dalam satu kesatuan geografis, harapan membangun dialog kebudayaan di Peninsula sangat penting dengan landasan kebudayaan tersebut dan perekonomian, menuju tingkatannya adalah berdikari," imbuh Megawati.
Sebelumnya, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Seol memuji peran Megawati yang terus berupaya mendorong perdamaian di semenanjung Korea.
ADVERTISEMENT
"Suatu kemuliaan bagi saya bisa bertemu dengan Ibu Megawati yang telah lama memberikan kontribusi dalam peningkatan perdamaian di semenanjung Korea,” kata Yoon.