news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Megawati Ingatkan Gibran Tata Bengawan Solo: Jangan Sampai Tenggelam

28 September 2021 18:26 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri buka Pelatihan Manajemen Bencana Baguna PDIP bersama Basarnas dan BNPB. Foto: PDIP
zoom-in-whitePerbesar
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri buka Pelatihan Manajemen Bencana Baguna PDIP bersama Basarnas dan BNPB. Foto: PDIP
ADVERTISEMENT
Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri, membuka kegiatan pelatihan dasar manajemen bencana dan pengendalian operasi pencarian dan pertolongan bagi pengurus Badan Penanggulangan Bencana DPD dan DPC di seluruh Indonesia, Selasa (28/9).
ADVERTISEMENT
Megawati hadir secara virtual dari kediamannya di Jalan Teuku Umar Jakarta Pusat, bersama Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto.
Kepala BNPP/Basarnas Marsdya (TNI) Henri Alfiandi, Kepala BNPB Letjen (TNI) Ganip Warsito dan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati turut hadir virtual.
Selain itu, pengurus DPP PDIP seperti Eriko Sotarduga, Kepala Baguna DPP PDIP Ribka Tjiptaning, Wasekjen Arif Wibowo dan Sadarestuwati hadir.
Kepala daerah dari PDIP juga hadir seperti Ganjar Pranowo, Hanindhito Himawan Pratama, Santoso, Hevearita Gunaryanti Rahayu hingga Achmad Purnomo.
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri buka Pelatihan Manajemen Bencana Baguna PDIP bersama Basarnas dan BNPB. Foto: PDIP
Megawati meminta kepada para kepala daerah dari partainya untuk memperhatikan sungai di wilayah masing-masing. Menurut Megawati, salah satu ancaman bencana yang kerap terjadi adalah meningkatnya permukaan air laut akibat pemanasan global.
"Saya minta para bupati dan kepala daerah dari PDI Perjuangan harus selalu melihat hal ini. Belajarlah ke BMKG untuk mengetahui situasi dan kondisi cuaca hari ini dan prediksi ke depan. Bayangkan kalau tiba-tiba sungai meluap. Yang terjadi karena air laut meninggi sehingga air sungai meluap tak bisa mengalir ke laut," kata Megawati.
ADVERTISEMENT
Megawati kemudian menyolek kepala daerah dari PDIP yang hadir seperti Bupati Purbalingga dan Wakil Bupati Kebumen Ristiawati. Dia meminta Ristawati bertanya kepada BMKG mengenai potensi meluapnya sungai yang mengalir di wilayahnya.
"Pikirkan juga bagaimana jalur bantuan masuk ketika terjadi bencana. Jangan sampai jalur tertutup ketika terjadi bencana. Sehingga bantuan makanan dan lainnya bisa masuk," kata Megawati.
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka saat menghadiri upacara pengambilan sumpah jabatan dan pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo. Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Sementara kepada Achmad Purnomo, Megawati mengatakan meski tidak berada di tepi laut, Solo dialiri Sungai Bengawan Solo.
"Di Surakarta, itu ada Bengawan Solo. Ayo mulai ditata. Bilang ke Pak Wali Kota (Gibran, red), jangan sampai tenggelam. Semua harus disiapkan," kata Megawati.
Presiden ke-5 RI itu tak menampik, BMKG memang belum sempurna. Namun BMKG sudah bekerja keras dalam memberikan informasi akurat mengenai potensi bencana.
ADVERTISEMENT
"Nah para pimpinan daerah harus bergerak jika ada tanda-tanda akan terjadi bencana. Jangan menunggu. Warga juga harus memperhatikan. Kalau air laut naik, sudah dikatakan jangan melaut, ya harus menurut. Jangan menantang laut jika memang misalnya kapal kita tidak mampu," beber Megawati.
"Para kepala daerah, bergerak lah membuat peta jalan ketika bencana terjadi. Kalau terjadi bencana, ke mana jalur evakuasinya. Ini contoh persiapan kita dan bisa dikoordinasikan. Sehingga meminimalkan korban. Saya ingatkan rakyat itu harus diorganisir. Dan itu menjadi tugas kalian semua," ucap Megawati.
"Saya tak mau sekadar pelatihan-pelatihan saja. Tapi harus ada tindak lanjut praktisnya. Tolong dijalankan. Kita harus meniru orang Jepang yang sudah well organized dalam menghadapi bencana. Alangkah senangnya bila kita bisa zero victim artinya tak ada orang jadi korban. Doanya selalu begitu lah," tegas Megawati.
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Sedangkan kepada BNPB dan Basarnas, Megawati meminta dua lembaga itu semakin menyosialisasikan panduan bencana kepada masyarakat.
ADVERTISEMENT
Megawati juga meminta agar warga negara yang mampu dan bersedia menjadi pengamat, untuk dilibatkan. Sebagai contoh di NTT, di mana ada masyarakat bekerja sukarela mengamati ketinggian ombak.
"Saya usul agar rakyat dikerahkan untuk menjadi pengamat ombak dan tanda-tanda alam ini. Di NTT ada contoh yang begini dan ternyata banyak membantu orang lain. Yang seperti ini harus kita kerjakan, membudayakan kepada masyarakat bahwa kemauan untuk membudayakan tanggap darurat, reaksi cepat, dan tepat sasaran," pungkas Megawati.