news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Megawati: Kader PDIP yang Bermuka Dua, Berkaki Dua, Pecat!

28 Oktober 2020 16:47 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memberi arahan tertutup di penutupan Rakernas PDIP, Minggu (12/1/2020). Foto: Dok. PDIP
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memberi arahan tertutup di penutupan Rakernas PDIP, Minggu (12/1/2020). Foto: Dok. PDIP
ADVERTISEMENT
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri mengungkapkan tahun ini banyak memecat kadernya. Salah satu alasannya karena tidak mengikuti aturan dan keputusan partai terkait penyelenggaraan Pilkada Serentak 2020.
ADVERTISEMENT
Padahal, kata dia, proses pencalonan kepala daerah yang diusung PDIP sudah sangat demokratis.
"Cara kita memilih calon dari bawah betul, demokratis. Saya ini melihat, mendengarkan, ada timnya membuat 'Bu, ini kayaknya ini dan ini. Karena ini dari bawah permintaannya begitu'. Oke, tanda tangan rekomendasi. Tapi, kan, ada yang enggak puas diri. Aduh saya bilang egois banget," kata Megawati dalam acara peresmian patung Bung Karno, sekolah partai, dan 13 kantor DPC dan DPD PDIP secara virtual, Rabu (28/10).
Megawati menyebut banyak kadernya yang tidak mendapatkan rekomendasi kemudian mengundurkan diri dari PDIP karena menilai mampu mencari partai lain. Megawati menegaskan akan memecat kadernya jika bermuka dan berkaki dua.
"Saya hanya mengucap bismillah, pecat, beres. Saya bilang sama Sekjen ikuti terus siapa itu yang boyong anak buah. Mereka yang muka dua, kaki dua, pecat. Insyaallah banyak yang mau jadi PDIP," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Megawati kembali menegaskan tidak akan segan-segan memecat kadernya yang melanggar aturan partai, termasuk enggan memenangkan paslon yang diusung PDIP. Apalagi di tengah pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 yang sedang berlangsung.
"Hari ini 2020 kan pilkada. Bayangkan terus enggak mau bergerak, enggak mau memenangkan. Itulah tugas partai politik, loh. Saya katakan partai politik adalah alat perjuangan. Jangan lupa," pungkasnya.