Megawati ke Mahasiswa Unhan: Bela Negara Termasuk Membela Simbol Kenegaraan

29 Agustus 2020 14:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menhan Prabowo Subianto, Kasad Jenderal Andika Perkasa, para pejabat militer, bersama mahasiswa Universitas Pertahanan Indonesia memberikan standing applause kepada Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri usai memberikan orasi kebangsaan. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Menhan Prabowo Subianto, Kasad Jenderal Andika Perkasa, para pejabat militer, bersama mahasiswa Universitas Pertahanan Indonesia memberikan standing applause kepada Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri usai memberikan orasi kebangsaan. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Presiden ke-5 Indonesia, Megawati Soekarnoputri, menyampaikan orasi kebangsaan di pembukaan studi doktoral Universitas Pertahanan (Unhan) Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan itu, Megawati berbicara mengenai sejarah yang jarang diulas saat pemerintahan Indonesia ingin direbut kembali oleh Belanda bersama sekutu setelah proklamasi kemerdekaan. Tepatnya pada Januari 1946 ketika Ibu Kota dipindahkan ke Yogyakarta.
"Ketika pemerintah akan pindah setelah proklamasi, pemerintahan akibat pada waktu itu Belanda berupaya untuk masuk kembali bersama dengan sekutu maka oleh Bung Karno dan Bung Hatta pemerintahan dipindah ke Yogyakarta," kata Megawati yang menyampaikan orasinya secara virtual pada Sabtu (29/8).
Saat itu, kata Megawati, Bendera Pusaka Merah Putih begitu dijaga. Sang Merah Putih dititip kepada Husein Mutahar yang menyelamatkan bendera sampai ke Yogyakarta.
"Ini yang menceritakan adalah Ibu saya sendiri, beliau mengatakan bahwa, 'tidak tahu bagaimana caranya Mutahar, tetapi bendera ini harus selamat sampai ke Yogya'. Ternyata itu bendera dipisah dan dibawa, alhamdulillah selamat ke Yogyakarta dan disatukan kembali," kata Megawati.
Menhan Prabowo Subianto, Kasad Jenderal Andika Perkasa, para pejabat militer, bersama mahasiswa Universitas Pertahanan Indonesia memberikan standing applause kepada Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri usai memberikan orasi kebangsaan. Foto: Dok. Istimewa
Berkaca pada sejarah itu, Mengawati menyatakan penghormatan terhadap bendera Merah Putih dalam setiap upacara harus dilakukan secara serius. Sebab kerap kali anak-anak muda hanya hormat bendera tanpa penghayatan. Padahal penghormatan itu merupakan penghargaan dan komitmen menjaga bendera dengan sepenuh jiwa raga.
ADVERTISEMENT
"Itulah sebenarnya kalau di dalam topik yang harus saya katakan. Sebenarnya mengisi jiwa nasionalisme patriotisme kepada anak bangsa kita, bahwa bela negara adalah antara lain membela simbol-simbol kenegaraan yang ada," ucap Ketua Umum DPP PDI Perjuangan itu.
Megawati pun memberi masukan agar kurikulum di Unhan memuat studi yang mengajak mahasiswa berkunjung ke daerah-daerah. Sehingga para mahasiswa melihat realitas kehidupan bahwa masih banyak masyarakat yang tidak berpendapatan cukup.
"Banyak loh anak negeri ini yang belum punya kesempatan untuk saling berkunjung. Tetapi Lemhanas, saya singgung sedikit, itu dibuat Bung Karno. Itukan sebetulnya pertemuan untuk calon calon pemimpin bangsa," ucap Megawati.
Megawati Soekarnoputri ketika memberikan pengarahan usai pengumuman calon kepala daerah di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Rabu (19/2). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Dalam kesempatan itu, Megawati juga memberikan goodie bag berisi syal dan 5 buku di antaranya Lahirnya Pancasila, Indonesia Menggugat, dan Brave Lady. Goodie bag berjumlah 800 buah tersebut diberikan kepada rektorat, dekan dan dosen serta mahasiswa.
ADVERTISEMENT
Megawati berharap agar mahasiswa Unhan tak memilih-milih buku bacaan, agar lahir pemahaman sejarah yang utuh.
"Sebagai seorang scientis, sebagai orang terpelajar, buku apapun seharusnya dibaca," ucapnya.
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto di Rakercabsus PDIP Tangsel. Foto: PDIP

Hasto Tempuh S3 di Unhan

Dalam pembekalan tersebut, nampak Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto ikut serta. Bukan hanya menyimak orasi ketumnya, Hasto rupanya merupakan mahasiswa baru program doktoral (Strata-3/S3) di Universitas Pertahanan (Unhan).
"Ini sejarah baru bagi Unhan, universitas yang terdepan di dalam menggelorakan semangat nasionalisme, bela negara, untuk pertama kalinya menyelenggarakan pendidikan S1, S2, dan S3 secara bersamaan," kata Hasto dalam keterangannya.
Hasto mengaku sengaja memilih Unhan dan akan melakukan penelitian berkaitan dengan diskursus pemikiran geopolitik Bung Karno.
"Mengapa? Karena sejarah dan cara pandang kemerdekaan Indonesia ditujukan bagi upaya membangun persaudaraan dunia," ucapnya.
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto di Acara Sekolah Partai Cakada PDIP angkatan I. Foto: PDIP
Hasto mengaku tertarik persoalan geopolitik karena mengajarkan tentang cara pandang Indonesia untuk dunia. Baginya, sejarah Nusantara membangun peradaban dunia.
ADVERTISEMENT
"Nusantara menjadi titik temu peradaban dunia, dan sangat dikenal karena penguasaan jalur rempah dunia. Abad ke-8 kita sudah memiliki mahakarya berupa Candi Borobudur. Demikian pula filsafat dharma, sangat otentik Indonesia dan rekam jejaknya sejak abad ke-7 melalui pemikiran Dharmakitri yang kuliahnya diikuti oleh mahasiswa mancanegara," jelasnya.
Dalam perspektif kekinian, kata Hasto, studi tersebut penting didalami di tengah tren meredupnya cara pandang dan spirit kepemimpinan Indonesia di dunia internasional.
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto. Foto: Dok. PDPI
“Dulu saja, playing field Indonesia tahun 1955 sudah menjadi pemimpin di antara bangsa-bangsa Asia Afrika, tetapi kini lebih banyak inward looking. Hanya mengurusi urusan dalam negeri sendiri. Padahal sebenarnya Pancasila bisa menjadi leidstar di dalam pergaulan antar bangsa," kata Hasto.
"Itulah sebabnya saya mengambil studi S3 di Unhan ini. Saya ingin memperkuat teori geopolitik bagi Indonesia demi membangun persaudaraan dunia," pungkasnya.
ADVERTISEMENT