Megawati Protes Dibilang Komunis Tiap Singgung China: Saya Ngikut Pancasila

10 Januari 2024 13:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri Tiba di Sekolah Partai PDIP Jelang Peringatan HUT ke-51 partai, Rabu (10/1). Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri Tiba di Sekolah Partai PDIP Jelang Peringatan HUT ke-51 partai, Rabu (10/1). Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri protes dirinya kerap dijuluki komunis saat menyinggung-nyinggung Tiongkok. Padahal menurut Megawati, dirinya sangat menjunjung tinggi semangat Pancasila.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan Megawati dalam pidato peringatan HUT ke-51 PDIP di Sekolah Partai Lenteng Agung, Rabu (10/1).
Mulanya, Megawati mendorong masyarakat Indonesia lebih sering menyanyikan stansa ketiga lagu Indonesia Raya. Ia berharap nasionalisme lewat hal ini bisa dilakukan sejak siswa dini, seperti di Tiongkok.
"Oleh karena itu Tiongkok (menumbuhkan rasa cinta Tanah Air), dari PAUD dia suruh anak-anaknya begini. Lalu apa? Kalau tidak begini, adalah begini. Coba bayangkan, masih kecil. Lalu saya dibilang komunis (kalau ambil contoh Tiongkok)," kata Megawati.
"Saya enggak ngikut komunis. Saya ngikut Pancasila. Tapi kan banyak hal yang bisa, bisa, bisa untuk ditiru," imbuh dia.
Presiden ke-5 RI yang juga Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri usai bertemu dengan Paus Fransiskus di Istana Apostolik, Vatikan, pada Senin (18/12/2023). Foto: PDIP
Selain rasa cinta Tanah Air, Megawati mengatakan Indonesia bisa mencontoh Tiongkok dalam memberantas kemiskinan.
ADVERTISEMENT
"Mengapa bisa? Saya dapat dari Presiden Xi Jinping surat, karena sebenarnya Mbak Puan yang datang waktu partai diundang itu, disebut bahwa sekarang ini di Tiongkok itu sudah tidak ada kemiskinan sampai di tingkat desa," kata Megawati.
"Pertanyaan saya, apakah sampai di tingkat desa, itu bukan ada rakyat yang masih yang kita sebut fakir miskin? Makanya kenapa yang namanya tagline saya pada rakernas tiga adalah fakir miskin mesti dipelihara oleh negara. Bisa atau tidak? Bisa," pungkas dia.