Megawati Singgung Pilpres 2024 Kacau: Awas Bisa Jadi Replikasi 5 Tahun ke Depan

24 Mei 2024 17:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri berpidato pada Rakernas V PDIP di Beach City International Stadium Ancol, Jakarta, Jumat (24/5/2024). Foto: YouTube/PDI Perjuangan
zoom-in-whitePerbesar
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri berpidato pada Rakernas V PDIP di Beach City International Stadium Ancol, Jakarta, Jumat (24/5/2024). Foto: YouTube/PDI Perjuangan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyindir soal proses Pemilu 2024 yang dianggapnya banyak celah. Utamanya ia menyoroti keberadaan Mahkamah Konstitusi (MK) yang fungsinya tak maksimal.
ADVERTISEMENT
Megawati bahkan sampai mengajukan diri menjadi amicus curiae jelang putusan sidang sengketa Pilpres 2024.
Megawati pun menyampaikan itu dalam sebuah surat yang diantarkan ke MK melalui Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Dalam sistem peradilan, amicus curiae merupakan pihak ketiga yang diberikan izin dalam proses pengadilan untuk menyampaikan pendapat hukumnya terkait suatu perkara.
"Saya sampai nulis lho. Warga negara bernama Megawati Soekarnoputri, bagian dari pencinta pengadilan, amicus curiae, agar setiap ketukan palu hakim MK benar-benar menjadi palu emas bagi tegaknya konstitusi dan demokrasi," kata Megawati dalam Rakernas V PDIP di Beach City International Stadium (BCIS), Jumat (24/5).
"Bukan palu godam kegelapan. Eh ya diem aja tuh," sambung Megawati.
Pembukaan Rakernas V PDIP di Beach City International Stadium Ancol, Jakarta, Jumat (24/5/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Megawati kemudian berharap, apa yang terjadi di Pilpres 2024 lalu tidak terulang.
ADVERTISEMENT
Bagi dia pemilu lalu adalah yang terburuk dalam sepanjang sejarah demokrasi Indonesia.
"Sekarang mikirnya piye, supaya gak kejadian gini lagi gitu loh. Ini nanti istilahnya bisa jadi replikasi. Oh kalau bisa begini seperti yang sekarang kejadian. Oke, makanya bisa yang 5 tahun lagi digitukan lagi," kata dia.
"Bayangkan Indonesia, apa enggak makin bubrak ya," tutup dia.