Melihat 3 Skenario Peta Pilpres 2024 yang Libatkan Prabowo, Anies, dan Ganjar

8 Mei 2021 15:37 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kolase Prabowo Subianto, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kolase Prabowo Subianto, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Pilpres 2024 masih tiga tahun lagi, namun sejumlah lembaga survei telah mengeluarkan hasil elektabilitas kandidat capres 2024 yang paling berpotensi.
ADVERTISEMENT
Dari lembaga survei yang telah mengeluarkan hasil elektabilitas seperti SMRC, Charta Politik, hingga Kompas, nama Gubernur DKI Anies Baswedan, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, dan Menhan Prabowo Subianto selalu menduduki posisi tiga teratas.
Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari, mengatakan dinamika ini sangat menarik. Qodari pun mengungkapkan ada tiga skenario peta Pilpres 2024 yang sangat mungkin terjadi, khususnya jika Presiden Jokowi dapat kembali maju pada 2024.
"Skenario satu, Jokowi-Prabowo berpasangan lawan kotak kosong. Tentunya ini akan terjadi apabila amandemen masa jabatan presiden bisa tiga periode. Kalau ini terjadi, maka kemudian akan melawan kotak kosong," kata Qodari, Sabtu (8/5).
Calon presiden Prabowo Subianto memeluk calon presiden Jokowi saat acara Deklarasi Pemilu Damai, Jakarta, Minggu (23/9/2018). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Sementara bagi partai yang tidak bergabung dengan koalisi seperti Demokrat dan PKS yang jumlah kursinya di parlemen hanya 18 persen, bisa saja bergabung dengan koalisi Jokowi.
ADVERTISEMENT
PKS dinilai sebagai partai yang mungkin saja bergabung dengan koalisi jika melihat silaturahmi politik yang dilakukan ke sejumlah partai pendukung pemerintah beberapa waktu belakangan.
"Apa mungkin PKS mendukung Jokowi-Prabowo? Sekarang belum. Tanda-tandanya sudah ada, pertama, ini PKS sudah keliling NasDem, Golkar, dan catat ketemu dengan PDIP itu tanda-tanda alam yang harus dibaca. Belum pernah PKS ketemu dengan PDIP dan tentu tidak sulit bagi PKS dukung Jokowi-Prabowo karena PKS adalah pendukung loyal Prabowo," jelasnya.
Skenario kedua adalah persaingan antara Prabowo dan Anies. Qodari menilai peluang skenario ini cukup besar dengan pendukung Prabowo dan popularitas Anies sebagai Gubernur DKI.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kanan) berbincang dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat menghadiri pelantikan wakil Gubernur DKI Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/POOL
"Saya lihat peluang ini besar karena Prabowo tinggal tambah satu partai menengah saja sudah pasti jadi. Dengan PKS mestinya tambah 128 [kursi]. Sekarang, kan, 115. Kenapa Anies? Karena Anies survei tiga besar dan karena dia Gubernur DKI, maka popularitas Anies akan bisa dipertahankan. Ada COVID tidak ada COVID, tentu dia tinggi publikasi," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Sementara skenario ketiga adalah persaingan antara Prabowo, Anies, dan Ganjar. Meski menurut Qodari, skenario ini akan sulit terjadi.
"Lumayan sulit karena naiknya nama Ganjar termasuk juga Ridwan Kamil itu terjadi karena ada COVID-19 dengan proses vaksinasi yang berjalan. Di luar bahwa persoalan PDIP kelihatannya belum [mendorong] kepada Ganjar," pungkasnya.