Untitled Image

Melihat Cara JIS Memastikan Penyelenggaraan Sekolah Tatap Muka Sehat & Aman

17 Mei 2021 8:43 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pembelajaran tatap muka di Jakarta Intercultural School. Foto: dok. JIS
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pembelajaran tatap muka di Jakarta Intercultural School. Foto: dok. JIS
Selama lebih dari satu tahun pandemi, dunia pendidikan mengalami perubahan yang signifikan. Misalnya, mengubah pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Sayangnya, ada banyak kendala yang terjadi saat PJJ diterapkan. Mulai dari persoalan jaringan internet, tidak adanya fasilitas yang memadai, hingga kesulitan murid memahami pelajaran karena tidak bisa melihat penjelasan guru secara langsung.
Melihat kendala-kendala tersebut, Kemendikbud tidak tinggal diam. Setelah satu tahun PJJ diterapkan, Kemendikbud memutuskan untuk kembali membuka sekolah tatap muka dengan beberapa syarat.
Seperti, kapasitas murid yang hanya boleh 50 persen, penerapan jarak 1,5 meter antarbangku siswa, dan tidak dibukanya kantin selama sekolah tatap muka. Para murid, guru, serta tenaga pendidik juga diwajibkan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Tak hanya itu, Kemendikbud juga menunjuk beberapa sekolah untuk menjadi contoh bagi sekolah lain saat sudah siap menerapkan kebijakan sekolah tatap muka.
Kepala Bidang Sekolah Dasar dan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Drs. Momon Sulaeman, M.M., M.Si, mengatakan, tujuan dari program percontohan ini yaitu mengamati dan menentukan kesiapan sekolah dalam melanjutkan pembelajaran tatap muka. Sekolah-sekolah yang terpilih akan diseleksi untuk mempertimbangkan kesiapan membuka kembali sekolah.
“Sekolah yang terpilih (dalam program percontohan) akan diseleksi setelah melalui proses asesmen yang ketat dengan mempertimbangkan kesiapan mereka dari segi fasilitas kesehatan dan metodologi blended learning,” ujar Drs. Momon Sulaeman.
Suasana pembelajaran tatap muka di Jakarta Intercultural School. Foto: dok. JIS
Jakarta Intercultural School (JIS) merupakan satu di antara sekolah-sekolah tersebut. Sebagai salah satu sekolah percontohan dari Satuan Pendidikan Kerja sama (SPK), JIS telah membuat berbagai kebijakan untuk memastikan kesehatan dan keselamatan seluruh siswa, staff, dan komunitas.
Menjalin kerja sama dengan Dinas Pendidikan Pemerintah DKI Jakarta, JIS siap menjalankan pedoman dari Mendikbud selama pembelajaran tatap muka dilakukan. Sekolah nonprofit ini telah menerapkan beberapa kebijakan yang berpegang pada empat pilar utama, yaitu kebersihan, kesehatan dan keamanan (khususnya waktu istirahat), serta dukungan sosial dan emosional.
Lantas, apa saja kebijakan tersebut? Berikut kumparan rangkum langkah-langkah yang dilakukan JIS untuk memastikan sekolah tatap muka berjalan aman.

1. Rutin membersihkan fasilitas sekolah setiap hari

Petugas kebersihan JIS sedang membersihkan ruang kelas. Foto: dok. JIS
Setiap hari, seluruh ruangan yang akan dipakai untuk kegiatan belajar mengajar akan didisinfeksi secara menyeluruh. Mulai dari ruang kelas, kamar mandi, kantin, hingga area bermain akan disemprot disinfektan sebelum dan setelah digunakan. Tak tanggung-tanggung, JIS telah menyediakan 80 petugas kebersihan untuk menangani hal ini.
JIS juga memastikan proses disinfeksi akan menggunakan prosedur dan standar kebersihan yang tinggi, terutama pada area yang dipakai untuk kegiatan belajar serta benda-benda yang sering disentuh, seperti meja, gagang pintu, peralatan penunjang pelajaran, hingga keran air.
Dengan begitu, para murid, guru, dan staff tidak khawatir lagi soal kebersihan fasilitas sekolah.

2. Menyiapkan alat dan perlengkapan untuk menunjang kesehatan dan kebersihan warga sekolah

Salah satu tempat cuci tangan yang disediakan JIS. Foto: dok. JIS
Guna menunjang kesehatan dan kebersihan para siswa, guru, dan staff, JIS telah menyediakan tempat cuci tangan yang terpasang di setiap pintu masuk.
Selain itu, JIS telah menyediakan hand sanitizer serta memasang air purifier di setiap kelas. Air purifier atau penjernih udara yang dipasang telah memenuhi standar Clean Air Delivery Rate (CADR) yang bisa mengusir virus SARS, termasuk virus corona.
Belum berhenti sampai di situ. JIS juga menjalin kerja sama dengan salah satu perusahaan Jepang untuk menghadirkan cairan disinfektan yang telah diuji di Inggris untuk membunuh virus dan bakteri. Meski begitu, cairan tersebut sudah terbukti tidak beracun, bebas alkohol, dan aman digunakan. Sehingga dapat menunjang kebersihan lingkungan area sekolah dengan standar tinggi.

3. Membuat daftar protokol kesehatan yang ketat

Suasana pembelajaran tatap muka di Jakarta Intercultural School. Foto: dok. JIS
Selama berada di area sekolah, setiap orang wajib memakai masker dengan benar, menjaga jarak minimal 1,5 meter, serta sering mencuci tangan. JIS bahkan mendorong para siswa untuk cuci tangan sebelum masuk kelas, sebelum dan sesudah makan siang, saat istirahat, serta setelah ke kamar mandi.
Guna menghindari kerumunan, JIS akan membagi jadwal belajar menjadi beberapa shift. Tak sampai di situ, pihak sekolah juga melarang diadakannya pertemuan-pertemuan. Sehingga, kerumunan berkelompok bisa diminimalisir.

4. Menyediakan konselor dan psikolog untuk mendampingi para siswa yang merasa cemas saat kembali ke sekolah

Suasana pembelajaran tatap muka di Jakarta Intercultural School. Foto: dok. JIS
JIS menyadari, pandemi melahirkan dampak psikologis pada beberapa orang, seperti mudah cemas, ketakutan saat di tempat ramai, serta rasa tidak aman pada situasi tertentu. Kondisi ini bisa menyerang siapa saja, termasuk para siswa.
Hal itu juga didukung oleh sebuah penelitian yang dilakukan Universitas Sebelas Maret. Pada penelitian tersebut ditemukan bahwa siswa mengalami gejala kesehatan mental yang menurun, tingkat kecemasan yang tinggi, serta kekhawatiran yang berlebih selama PJJ. Tak hanya itu, sebagian responden juga merasa tertekan selama belajar di rumah, sehingga tidak bisa istirahat dengan tenang dan nyaman.
Untuk itu, JIS menyediakan konselor dan psikolog. Para siswa dapat menceritakan kondisi mental mereka setelah satu tahun menjalani online learning. Harapannya, JIS dapat membantu dan mengembalikan semangat para siswa untuk belajar di sekolah.
Head of School JIS, Dr. Tarek Razik, mengatakan, JIS telah merancang JIS Health and Safety Protocol untuk memastikan seluruh area sekolah bersih dan aman.
Kunjungan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta ke Jakarta Intercultural School. Foto: dok. JIS
"Dengan program-program yang ada, JIS memiliki protokol kesehatan yang lengkap untuk menunjang kegiatan belajar mengajar selama tatap muka. Ini adalah komitmen kami untuk tetap menjaga kesehatan seluruh murid, guru dan karyawan dengan tetap memberikan kualitas pendidikan terbaik dalam kondisi apa pun," ujarnya, seperti dikutip pada press release yang diterima kumparan.
Pada 7 April 2021 lalu, Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta juga telah meninjau kesiapan JIS untuk mengadakan sekolah tatap muka. Menurut Drs. Momon Sulaeman, JIS merupakan salah satu sekolah yang dianggap siap membuka kembali pembelajaran di sekolah. Sebab, JIS telah memenuhi kriteria asesmen dan pelatihan di Jakarta untuk sekolah tatap muka.
"JIS merupakan salah satu dari 85 sekolah yang memenuhi kriteria asesmen dan pelatihan. Kami berharap JIS bisa menjadi contoh bagi sekolah lain di Jakarta dan Indonesia," tutupnya.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan JIS
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten