Melihat Konservasi Air di Desa Nglanggeran Yogyakarta

21 September 2018 11:22 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sugeng Handoko menjelaskan sumber air Kalikenteng (Foto: Sabar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sugeng Handoko menjelaskan sumber air Kalikenteng (Foto: Sabar/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sebanyak 10 anak muda dari berbagai wilayah yang tergabung dalam 'Sobat Air ADES Conservacation Yogyakarta' mendapat kesempatan untuk melihat secara nyata bagaimana konservasi air dilakukan di Desa Nglanggeran, Gunungkidul, Kamis (20/9).
ADVERTISEMENT
Konservasi secara sederhana diartikan sebagai pengelolaan air secara keberlanjutan agar bisa terus dimanfaatkan oleh masyarakat. Lokasi yang dituju adalah sumber mata air Kalikenteng yang berada di tengah persawahan. .
Kalikenteng sudah sejak lama dijadikan sumber air oleh warga desa. Pejuang Air ADES, Sugeng Handoko, yang menemani kami, menjelaskan dulunya semua aktivitas mulai dari mengangkut air untuk dikonsumsi hingga mandi dilakukan di Kalikenteng.
Sebagai catatan, Desa Nglanggeran sering dilanda kekeringan air saat musim kemarau. Akan tetapi kondisinya belum pernah mencapai ekstrem. Penelitian dari Universitas UPN Yogyakarta menyebutkan Nglanggeran memang daerah dengan sumber air yang terbatas.
“Ya kami pernah membeli air, tetapi tidak sampai benar-benar kehabisan,” ujar Sugeng.
Sobat Air ADES mengamati kondisi Kalikenteng. (Foto: Sabar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sobat Air ADES mengamati kondisi Kalikenteng. (Foto: Sabar/kumparan)
Perubahan wajah Kalikenteng dari yang dulunya pemandian umum sekarang sudah berubah. Sebanyak 27 pompa listrik sudah terpasang di sumur tersebut. Pipa paralon serta kabel listrik terlihat masih belum rapi. Pemandangan ini menunjukkan proses konservasi air di Nglanggeran masih belum ideal.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, warga Nglanggeran bisa dengan bebas memasang berapa pompa di Kalikenteng. Sumber mata air tersebut digunakan oleh 60 rumah. Untuk mengalirkan air, warga tinggal menekan tombol saklar dari rumahnya.
Setelah mengamati kondisi Kalikenteng, Sobat Air ADES ditantang untuk memberikan solusi dari progres konservasi yang dilihat.
Sugeng Handoko menjelaskan proses konservasi di Kalikenteng. (Foto: Sabar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sugeng Handoko menjelaskan proses konservasi di Kalikenteng. (Foto: Sabar/kumparan)
Dengan managemen yang bagus, Sugeng berharap masyarakat paham bagaimana menggunakan air secara bijak.
Irfaan, Sobat Air ADES asal Jawa Barat mengusulkan untuk merapikan pipa paralon dengan membuat penampungan besar. Ide tersebut muncul karena pipa paralon sebagai saluran utama air belum ditata secara rapi. Padahal jika pipa tersebut rusak, warga harus mengurus sendiri dan harus memastikan.
Di sisi lain, kabel pompa air juga masih semrawut di sumur tersebut. Dari potret ini, Sobat Air ADES mendapatkan gambaran konservasi di Kalikenteng masih menyimpan banyak permasalahan mulai dari managemen pompa hingga infastruktur dari kabel hingga pipa paralon.
ADVERTISEMENT
Dengan kondisi, ADES mencoba menjadi jembatan untuk meningkatkan konservasi air di Nglanggeran dengan memperbaiki kabel dan pipa serta membuat 50 sumur resapan. Sobat Air ADES Conservacation juga akan mencoba membantu membuat pondasi sumur resapan di Nglanggeran, Jumat (21/9).