Melihat Lonjakan Corona yang Tak Biasa Usai Lebaran 2021, Naik 11,7 x Lipat

13 Juli 2021 11:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga yang menggunakan masker melintasi mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus Corona di kawasan Tebet, Jakarta. Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Warga yang menggunakan masker melintasi mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus Corona di kawasan Tebet, Jakarta. Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
ADVERTISEMENT
Dalam 6 bulan terakhir di 2021 ini, Indonesia telah mengalami 2 kali lonjakan kasus corona. Yaitu momen usai libur natal dan tahun baru di Januari serta usai libur Idul Fitri di Mei.
ADVERTISEMENT
Keduanya memang sama-sama mengalami lonjakan kasus yang cukup signifikan. Namun seperti apa perbedaannya?
Libur nataru dimulai saat perayaan Natal 25 Desember 2020. Saat itu, kasus harian mencapai 7.259 kasus. Kasus kemudian terlihat cenderung stabil di angka 7 ribuan. Sampai akhirnya, tepat seminggu pertama setelah libur tahun baru 1 Januari 2021, kasus mengalami peningkatan menjadi 9.321 di 7 Januari.
Setelah itu kasus terus cenderung meningkat selama seminggu ke depan hingga mencapai 14.224 pada 16 Januari. Selama 2 pekan terakhir di Januari, kasus berada di kisaran 11 sampai 13 ribu per hari. Puncak kasus baru terjadi di 30 Januari yaitu sebanyak 14.518 kasus atau tepatnya 5 minggu setelah libur Natal.
Puncak kasus baru cenderung menurun sampai 2 minggu setelahnya di Februari. Bahkan kasus harian terendah berhasil dicapai pada 14 Februari yaitu 5.656 kasus. Turunnya kasus harian tersebut ternyata tak berlangsung lama. Kasus kembali mengalami tren kenaikan walau berada di bawah 10 ribu per hari sampai 7 hari setelahnya.
ADVERTISEMENT
Kemudian, kasus baru benar-benar menunjukkan kemungkinan penurunan di tanggal 21 Februari yaitu 7.300 kasus. Itu berarti, butuh waktu sekitar 3 minggu untuk bisa mencapai separuh dari puncak kasus di 30 Januari.
Dari akhir Februari sampai pertengahan Maret 2021, kasus cenderung naik dan turun dengan angka kasus harian tertinggi tak lebih dari 10 ribu. Penurunan baru benar-benar terjadi saat 13 Maret dengan kasus harian mencapai 4.604 kasus. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa penurunan lonjakan kasus usai libur nataru baru bisa terjadi 11 minggu setelahnya atau 6 minggu setelah puncak kasus.
Lalu, apakah pola tersebut juga terlihat di lonjakan kasus usai libur Idul Fitri Mei 2021?
Pada saat Hari Raya Idul Fitri 13 Mei lalu, kasus harian mencapai 3.448 kasus. Namun jika menggunakan perkiraan seperti usai libur nataru, puncak kasus terjadi 5 minggu setelahnya.
ADVERTISEMENT
5 minggu usai libur lebaran jatuh pada 17 Juni 2021. Terjadi kenaikan kasus hampir 4 kali lipat yaitu 12.624 kasus. Setelah itu, tren peningkatan masih terus terjadi.
Jika merujuk pada pola penurunan kasus pada periode sebelumnya, butuh waktu sekitar 6 minggu untuk kasus bisa turun secara signifikan. Sayangnya sampai saat ini belum diketahui kapan puncak kasus akan terjadi dan berapa perkiraan jumlah kasusnya. Kasus harian masih terlihat terus meningkat setiap harinya.
Terakhir pada Senin (12/7) kemarin atau minggu ke-9 usai lebaran, kasus harian mencapai rekor tertinggi yaitu 40. 427 kasus. Angka ini bahkan mencapai 11,7 kali lipat dibanding pada saat Idul Fitri.
Dari dua periode ini, bisa dilihat bahwa kenaikan kasus yang terjadi pada saat usai libur lebaran ini jauh lebih tinggi dibandingkan usai libur nataru. Butuh waktu sekitar 5 minggu untuk mengalami puncak kasus pada usai libur nataru. Sementara saat ini sudah masuk minggu ke-9 usai libur lebaran namun kasus masih terus meningkat atau dalam kata lain, belum diketahui kapan puncak kasus akan terjadi.
ADVERTISEMENT