Melihat Toleransi Umat Beragama di Bali Saat Nyepi

17 Maret 2018 15:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ada yang menarik dari perayaan Hari Raya Nyepi di Bali. Di pulau yang mayoritas penduduknya beragama Hindu itu memiliki Pecalang untuk mengamankan ritual tersebut.
ADVERTISEMENT
Pecalang atau yang kerap disebut polisi tradisional Bali ini hampir ada di seluruh wilayah Bali. Tugasnya, adalah mengamankan beberapa tempat-tempat umum seperti bandara dan pelabuhan. Dalam menjalankan tugasnya mereka kerap memakai pakaian tradisional Bali lengkap dengan memakai rompi bertuliskan "Pecalang Desa Adat".
Upacara Tawur Kesanga jelang perayaan Nyepi. (Foto: Cisilia Agustina Siahaan/kumparan)
Pecalang biasanya terdiri dari warga Bali yang beragama Hindu dan non-Hindu. Di Desa Adat Tuban, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, misalnya, anggota Pecalang yang berasal dari umat Islam dan Kristen berbaur menjadi satu untuk mengamankan desa mereka.
Toyib, adalah salah satu warga Bali yang sudah lama menjadi Pecalang. Setiap perayaan Nyepi tiba, ia bersama Pecalang lainnya selalu ikut andil berpatroli di Jalan Tol Bali Mandara dan kawasan Desa Adat Tuban.
ADVERTISEMENT
Toyib mengaku, ia sudah menjadi Pecalang selama 15 tahun. Kegiatannya itu didukung oleh keluarganya. Sebab, toleransi antar umat beragama di desanya amat tinggi.