Memahami Prosedur Kopilot Batik Air Ambil Kemudi karena Pilot Pingsan

18 November 2019 7:30 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di dalam kokpit Pesawat Airbus A330-300CEO Batik Air di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta.  Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di dalam kokpit Pesawat Airbus A330-300CEO Batik Air di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Pilot pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan ID 6548 tujuan Jakarta-Kupang jatuh pingsan sebelum mendarat di Bandara El-Tari Kupang, Minggu (17/11).
ADVERTISEMENT
Ia tak sadarkan diri setelah sempat mengeluhkan kondisi kesehatannya sepuluh menit sebelum mendarat. Akibat pingsan terkena serangan jantung, kopilot akhirnya mengambil alih kemudi dan mendarat dalam keadaan darurat (emergency landing).
"Kopilot tersebut sudah melaksanakan semua prosedur secara tepat," ujar pengamat penerbangan, Alvin Lie, saat dihubungi kumparan.
Alvin mengaku memang ada operasional Standar Operasional Prosedur (SOP) jika terjadi hal-hal tak terduga pada pilot, termasuk masalah kesehatan. Oleh karena itu, kopilot memegang peranan penting.
Pengamat penerbangan, Alvin Lie Foto: Mustaqim Amna/kumparan
"Kopilot segera ambil alih," kata Alvin.
Setelah itu, kata Alvin, awak kabin harus aktif bertanya ke penumpang untuk pertolongan pertama. Yakni, bertanya apakah di antara mereka ada yang berprofesi dokter.
"Jika ada, minta dokter tersebut untuk membantu," tutur Alvin.
ADVERTISEMENT
Awak kabin juga harus segera melaporkan bandara terdekat atau bandara tujuan untuk menyiapkan dokter dan ambulans. Sehingga, jika sudah mendarat, pilot bisa segera ditangani dengan cepat.
Tes kesehatan
Alvin menegaskan penerbangan komersial wajib menjalani uji kesehatan setiap enam bulan sekali. Meski begitu, ia menyebut, tidak setiap gangguan kesehatan dapat terdeteksi dalam uji tersebut, seperti dalam kasus ini.
"Serangan jantung bisa disebabkan berbagai faktor. Termasuk stres dan kelelahan yang tidak mudah terdeteksi uji kesehatan," ungkap Alvin.
"Saya sendiri pernah kena serangan jantung pada Mei 2006. Padahal baru tiga pekan sebelumnya (April 2006) saya jalani uji kesehatan," sambungnya.
Penjelasan Lion Air
Corporate Communications Strategic of Batik Air, Danang Mandala Prihantoro, memastikan pesawat yang membawa tujuh kru dan 148 tamu itu sudah disiapkan dengan baik. Termasuk pemeriksaan pesawat laik terbang dan uji kesehatan kru.
ADVERTISEMENT
Sebelum menurunkan ketinggian, kata Danang, pilot merasa adanya gangguan kesehatan. Ini membuatnya merasa pusing sehingga membuat konsentrasi terpecah dan lemas.
"Seluruh awak kokpit (pilot dan kopilot) sudah dilatih untuk terbang sendiri dan menjalankan ketentuan. Pesawat mendarat di Bandar Udara El Tari pada 12.46 WITA," ungkap dia.
Setelah pesawat berada di landas parkir (apron) dan pada posisi sempurna, pilot segera mendapatkan pertolongan dan dibawa ke rumah sakit Siloam.
"Batik Air sudah menerbangkan pesawat pengganti dari Bandar Udara Internasional Juanda di Sidoarjo, Jawa Timur (SUB) ke Kupang," tutup Danang.