Menag Bantah Hapus Pelajaran Khilafah dan Jihad: Hanya Dipindah

9 Desember 2019 15:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Agama Fachrul Razi di Kantor Kemenag, Jalan Lapangan Banteng Barat, Jakarta Pusat, Senin (9/12). Foto: Maulana Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Agama Fachrul Razi di Kantor Kemenag, Jalan Lapangan Banteng Barat, Jakarta Pusat, Senin (9/12). Foto: Maulana Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Agama Fachrul Razi memastikan tidak ada penghapusan materi khilafah dan jihad dalam mata pelajaran agama Islam. Fachrul mengatakan yang dilakukan oleh Kementerian Agama adalah pemindahan materi khilafah dan jihad dari mata pelajaran fiqih ke sejarah.
ADVERTISEMENT
"Itu hanya dipindahkan dari tadinya itu masuk ke (mata pelajaran) fiqih dipindahkan ke sejarah ya. Sejarah enggak boleh hilang, tapi (materi khilafah dan jihad) di fiqih tidak ada lagi," kata Fachrul di Kemenag, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Senin (9/12).
Menag Fachrul Razi memberikan sambutan saat menerima penghargaan predikat kepatuhan standar pelayanan publik Tahun 2019 dari Ombudsman RI di Hotel JS Luwansa. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Sementara Dirjen Pendidikan Islam Kemenag, Kamaruddin Amin, mengatakan, materi khilafah tidak dihapus melainkan diberi perspektif baru.
"Jadi fakta bahwa pernah ada khilafah dalam sejarah peradaban Islam itu tidak bisa ditutupi, itu fakta pernah ada dalam sejarah peradaban islam, mulai dari Khulafaur Rasyidin sampai jatuhnya Turki Usmani pada tahun 1924, itu tetap akan disampaikan," kata Kamaruddin.
"Tetapi akan diberikan perspektif yang lebih produktif dan lebih kontekstual. Nanti disampaikan bahwa khilafah itu tidak lagi cocok untuk Indonesia. Negara bangsa yang sudah memiliki konstitusi," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Kamaruddin menjelaskan, pemberian perspektif baru ditujukan agar para guru dan juga siswa memahami konteks antara Indonesia dan sejarah Islam.
"Jadi nasionalisme dan religiusitas harus ditanamkan bareng bersamaan pelajaran agama. Jadi pelajaran agama Islam akan berfungsi instrumental menanamkan nilai nilai keagamaan yang moderat nasionalis religius," ujar Kamaruddin.