Menag: Banyak Info COVID-19 Ngawur di Grup WA, Tokoh Agama Harus Beri Pencerahan

18 Agustus 2021 16:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas. Foto: Dok. Kemenag
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas. Foto: Dok. Kemenag
ADVERTISEMENT
Menag Yaqut Cholil Qoumas meminta tokoh lintas agama tidak lelah dan terus mengedukasi umat beragama dan masyarakat secara umum untuk terus menaati protokol kesehatan. Ia juga berterima kasih atas kontribusi tokoh agama yang mendukung program penanganan COVID-19 nasional.
ADVERTISEMENT
Gus Yaqut kemudian mengutip survei yang dilakukan Litbang Kemenag dan SMRC tahun lalu. Berdasarkan kedua survei tersebut, tokoh agama dianggap masyarakat sebagai sumber informasi yang paling bisa dipercaya untuk menjelaskan terkait COVID-19 dan vaksinasi.
Ini menunjukkan bagaimana luar biasanya, menandakan peran tokoh agama sangat penting. Di tengah membanjirnya informasi dan narasi tentang COVID-19 yang membingungkan, terutama di WhatsApp group yang ngawur, saya berharap tokoh agama memberikan pencerahan dan kepercayaan yang berdasarkan bukti ilmiah," kata Gus Yaqut dalam Webinar Kebangsaan Lintas Agama, Rabu (18/8).
Di tengah banyaknya hoaks dan konspirasi terkait COVID-19, Gus Yaqut menekankan pentingnya peran tokoh agama untuk menjadi jembatan, sehingga masyarakat mempercayai bukti ilmiah yang disampaikan ahli kesehatan.
ADVERTISEMENT
"Kalau ada yang mengatakan habis divaksin 2 tahun [kemudian] meninggal, COVID konspirasi, ini tugas tokoh agama menjelaskan bahwa mempercayai bukti ilmiah anjuran agama. Karena yang mengerti soal kesehatan adalah mereka yang ahli di bidangnya. Maka kita berkewajiban menyampaikan ini ke umatnya masing-masing," jelasnya.
Gus Yaqut juga berharap tokoh lintas agama menjadi teladan untuk meningkatkan kepatuhan protokol kesehatan, khususnya pemakaian masker.
"Indeks pemakaian masker di Indonesia baru 82%. Kita berharap tokoh agama ambil peran penting sehingga 82% menjadi 100%," tuturnya.
Ia mengatakan 12% dari ratusan juta penduduk Indonesia yang belum pakai masker memang jumlah yang besar. Namun, hal ini harus dilakukan agar Indonesia bisa segera keluar dari pandemi ini.
"Selain itu, penting untuk mengajak semua umat terus menerus berbagai untuk meringankan warga yang membutuhkan. Kita menyaksikan besarnya dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan wabah COVID, terutama untuk warga miskin dan rentan. Mereka perlu kita bantu dan mudah-mudahan apa yang kita berikan bisa sedikit mengurangi penderitaan-penderitaannya," pungkasnya.
ADVERTISEMENT