Menag Diminta Perhatikan Guru Madrasah hingga Marbot yang Tak Ada Pemasukan

26 Juni 2020 16:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Sekolah Dasar Islam. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sekolah Dasar Islam. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto menyoroti kondisi guru-guru madrasah yang tidak mendapatkan gaji yang layak. Terutama saat ini di tengah pandemi COVID-19 banyak sekolah madrasah yang tutup.
ADVERTISEMENT
"Banyak madrasah yang tutup, mereka (guru) enggak punya pemasukan. Yang sekolah enggak ada, yang bayar enggak ada. Jangankan pandemi, ketika normal saja mereka tertatih-tatih," ungkap Yandri saat rapat kerja dengan Menag Fachrul Razi di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (26/6).
Ketua DPP PAN itu lalu mencontohkan kondisi guru-guru di berbagai daerah yang hanya menerima gaji ratusan ribu. Menurutnya, kondisi ini begitu memprihatinkan apalagi di saat pandemi corona saat ini.
Yandri Susanto, ketua DPP PAN. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
"Misalnya, gaji guru di Lampung ada hanya Rp 150 ribu. Di Banten tempat saya ada maksimal Rp 500 ribu itu (gaji) guru madrasah. Sungguh memprihatinkan, itu jauh sebelum pandemi. Apalagi sekarang pandemi datang, tak kenal jabatan, tingkat sosial ekonomi," jelas Yandri.
ADVERTISEMENT
Bahkan, ia menyebut ada beberapa guru madrasah yang sudah tidak menerima gaji sama sekali dalam tiga bulan terakhir. Namun, Yandri tak merinci di mana lokasi madrasah tersebut.
"Ada beberapa madrasah, mungkin mereka ada yang 3 bulan enggak gajian. Pak menteri, kita harus hadir, Pak. Kehadiran kita untuk ikut merasakan penderitaan guru-guru madrasah di semua tingkatan penting diperhatikan," tuturnya.
Lebih lanjut, Yandri juga meminta Kemenag memperhatikan guru ngaji hingga kiai yang selama ini mungkin mereka tidak mengharapkan gaji pemerintah. Lalu juga marbot yang biasa membersihkan masjid yang tidak menerima gaji untuk ikut dibantu pemerintah.
"Kalau hari ini aja jujur untuk bayar listrik masjid susah, jemaahnya enggak ada. Marbot enggak bisa digaji, listrik enggak bisa dibayar. Tolong Pak Menteri, pikirkan para da'i yang selama ini punya masukan, termasuk guru ngaji di TPA, yang diundang ke rumah, musala, selama pandemi enggak ada lagi. Pendapatannya mereka minus, Pak" tutup Yandri.
ADVERTISEMENT
=====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.