Menag Fachrul Razi Tutup KUII: Islam dan Wawasan Kebangsaan Tak Terpisahkan

29 Februari 2020 2:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana acara penutupan Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) ke-VII di Bangka Belitung. Foto: Andesta Herli Wijaya/ kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Suasana acara penutupan Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) ke-VII di Bangka Belitung. Foto: Andesta Herli Wijaya/ kumparan.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Agama Fachrul Razi menutup Kongres Umat Islam (KUII) VII yang bertema ‘Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia dalam Mewujudkan NKRI yang Maju, Adil, dan Beradab’. Ia mengapresiasi kongres yang telah menghasilkan pemikiran menjawab persoalan umat dan bangsa.
ADVERTISEMENT
Fachrul menggarisbawahi salah satu poin hasil kongres yang diprakarsai MUI itu, yaitu pemikiran akan pentingnya harmonisasi agama dan kebangsaan.
“Tadi banyak poin-poin yang diangkat tadi, tentang masalah agama dan kebangsaan. Dan saya kira memang dari dulu kita tidak pernah memisahkan itu. Islam dan wawasan kebangsaan, selalu menjadi bagian, mulai dari perjuangan kita masa lalu, organisasi Islam, sudah selalu menekankan itu,” ungkap Fachrul di lokasi kongres, Hotel Novotel Bangka adm Convention Centre, Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung, Jumat (28/2).
Ia melanjutkan, isu relasi agama dengan kebangsaan saat ini sudah merupakan isu dunia. Banyak negara mulai menegaskan perlunya agama dan bangsa saling terintegrasi.
Menteri Agama Fachrul Razi. Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Fachrul mengatakan Indonesia memiliki riwayat integrasi agama dan bangsa yang panjang dan mengakar sejak lama.
ADVERTISEMENT
“Agama dan kebangsaan itu sekarang sudah menjadi isu dunia. Sebetulnya kita bangga mungkin mereka bisa mencontoh Indonesia sebagai contoh,” ujarnya.
Di samping itu, Fachrul mengharapkan hasil pemikiran dalam kongres, yang dituangkan dalam bentuk rekomendasi kongres terkait kehidupan umat Islam Indonesia, benar-benar dapat diimplementasikan ke depannya.
“Harapan saya, kiranya rumusan-rumusan penting yang telah diputuskan pada kongres ini dapat diimplementasikan dalam bentuk pedoman bagi umat Islam dan bangsa Indonesia, maupun program yang dapat menyentuh langsung kepentingan masyarakat, sehingga mampu memberikan kontribusi dan kemaslahatan bagi pembangunan nasional,” pungkasnya.
KUII VII menghasilkan 9 poin yang dirangkum dalam Deklarasi Bangka Belitung. Deklarasi ini abstraksi dari persoalan-persoalan umat dan kebangsaan yang dibahas selama kongres oleh ulama serta cendikiawan muslim Indonesia.
ADVERTISEMENT
Deklarasi itu berisi imbauan, dorongan maupun seruan kepada umat Islam serta pemerintah. Yakni soal penguatan paham kebangsaan, penguatan pendidikan, pemberantasan korupsi, hingga penghapusan oligarki dalam konteks politik Indonesia.