Menag Kunjungi Vatikan: Pemerintah Undang Paus Fransiskus ke RI

8 Juni 2022 12:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat kunjungi ke Vatikan, Selasa (7/6/2022). Foto: Kemenag RI
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat kunjungi ke Vatikan, Selasa (7/6/2022). Foto: Kemenag RI
ADVERTISEMENT
Menteri Agama (Menag) RI Yaqut Cholil Qoumas bertolak ke Vatikan pada Selasa (7/6) dini hari. Plt Dirjen Katolik Albertus Magnus Adiyarto Sumardjono dan Staf Khusus Menag Abdul Qodir ikut dalam kunjungan kerja ini.
ADVERTISEMENT
Hari pertama kunjungan, Gus Yaqut menyapa WNI yang tinggal di Vatikan dan Roma. Di antara mereka ada yang menjadi biarawati, pelajar, mahasiswa, serta para pekerja. Siaran pers Kemenag menjelaskan, acara ini diselenggarakan KBRI Vatikan, Selasa, pukul 19.30 waktu setempat.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas disambut Duta Besar Indonesia untuk Vatikan, Laurentius Amrih Jinangkung, saat kunjungi Vatikan, Selasa (7/6/2022). Foto: Kemenag RI
Pertemuan ini dibuka Duta Besar Indonesia untuk Vatikan, Laurentius Amrih Jinangkung. Hadir juga Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf yang juga kakak Gus Yaqut.
Dalam pertemuan ini, Gus Yaqut menjelaskan rencana pemerintah mengundang Paus Fransiskus ke Indonesia untuk menyapa umat Katolik di Indonesia. Namun, ia tak menjelaskan lebih jauh kapan rencana kedatangan Paus Fransiskus ini.
“Tujuan kunjungan kami ke Vatikan mengundang Paus Fransiskus untuk menyapa umat Katolik dan menyaksikan keragaman yang dimiliki Indonesia. Sebelum pandemi, Paus berencana datang ke Indonesia tapi batal karena pandemi,” ujar Gus Yaqut.
Paus Fransiskus melambai dari balkon yang menghadap ke Lapangan Santo Petrus setelah menyampaikan pesan "Urbi et Orbi" saat perayaan Paskah di Vatikan pada Minggu (17/4/2022). Foto: Yara Nardi/REUTERS
ADVERTISEMENT
Hal itu, kata dia, menjadi modal sosial yang sangat penting untuk membangun bangsa.
Apalagi, lanjutnya, Indonesia akan menghadapi momentum politik pada 2024. Untuk itu, diperlukan upaya bersama seluruh lapisan masyarakat untuk meminimalisasi potensi politisasi agama.
“Kita ingin menjadikan Indonesia sebagai barometer kehidupan keberagaman yang rukun dan harmoni dalam keberagaman, serta masyarakatnya toleran dan saling menghargai perbedaan,” pesannya.
“Kementerian Agama bertugas melayani umat dari semua agama. Tidak ada diskriminasi. Kita harus saling hormat-menghormati antarsesama pemeluk agama, serta saling menghormati mereka yang berbeda keyakinan,” tandasnya.