Menag soal Terowongan Istiqlal-Katedral: Lambang dan Praktik Kerukunan Beragama

13 Februari 2020 18:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Agama Fachrul Razi (tengah) mengikuti rapat kerja dengan Komisi VIII DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (30/1).  Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Agama Fachrul Razi (tengah) mengikuti rapat kerja dengan Komisi VIII DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (30/1). Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah berencana membangun Terowongan Istiqlal-Katedral, Jakarta Pusat. Namun, banyak pihak menilai pembangunan terowongan tersebut hanya simbol fisik belaka.
ADVERTISEMENT
Menteri Agama Fachrul Razi menegaskan terowongan penghubung Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral bakal menunjukkan kerukunan antar-umat beragama di Indonesia. Ia melihat terowongan tersebut bukan hanya simbol kerukunan beragama saja, melainkan praktik konkret sesama umat beragama di Indonesia.
“(Pembangunan terowongan) bagus, itu lambang kerukunan umat beragama, secara praktiknya memang mereka bisa. Kalau ada kegiatan terlalu banyak bisa parkir di istiqlal atau sebaliknya,” kata Fachrul Razi saat ditemui di Masjid Nasional Al Akbar, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (13/2).
Menteri Agama Fachrul Razi (ketiga kiri) di Masjid Nasional Al Akbar, Surabaya, Kamis (13/2). Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
Fachrul Razi menjamin pembangunan Terowongan Istiqlal-Katedral tak bakal menimbulkan kecemburuan terhadap agama lain. Sebab menurutnya, akan ada kebijakan yang sama secara bertahap untuk agama-agama lainnya yang memiliki tempat ibadah saling berdekatan.
“Oh nanti ada tahapnya, enggak bisa langsung. Kalau itu kebetulan itu kan berdampingan. Pasti semua diperhatikan, kami turun tangan langsung juga ke (pembangunan gereja) Karimun turun tangan langsung semua,” pungkasnya.
Masjid Istiqlal dan Katedral Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Terowongan penghubung Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral masuk dalam proyek renovasi Masjid Istiqlal pada April 2020.
ADVERTISEMENT
Wacana ini sempat dikritik Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. NU mempertanyakan urgensi pembangunan terowongan tersebut.
Sedangkan, Muhammadiyah menilai silaturahmi antar umat beragama butuh infrastruktur sosial bukan infrastruktur politik.