Menag Tanggapi Viral Tarawih Kilat, 23 Rakaat Hanya 6 Menit

18 Maret 2024 18:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menag Gus Yaqut saat groundbreaking di IKN Foto: Kemenag RI
zoom-in-whitePerbesar
Menag Gus Yaqut saat groundbreaking di IKN Foto: Kemenag RI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menag Yaqut Cholil Qoumas menanggapi fenomena tarawih kilat di Ponpes Al-Qur'aniyah, Desa Dukuhjati, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu.
ADVERTISEMENT
Disebut kilat sebab 23 rakaat salat tarawih plus salat witir hanya dikerjakan dalam waktu 6 menit.
“Waduh ada tarawih kilat ini apa,” kata Yaqut heran saat ditemui di kompleks parlemen, Senin (18/3).
Yaqut pun meminta agar fenomena ini didiskusikan lebih lanjut dengan ahli agama.
“Kita tanya ke ini deh, ahli agama nanti ya. Tanya ke kiai ulama apa ini kalau ada tarawih kilat ini gimana rukun wajibnya tarawih itu apa kita nanti tanya ke tokoh agama dulu,” kata Yaqut.
Lebih lanjut, Yaqut terlihat tidak mempermasalahkan hal ini. Sebab menurutnya tarawih adalah ibadah sunnah atau tidak wajib dikerjakan.
“Nggak tarawih aja boleh ya sebenarnya ya, saya tuh kadang-kadang kalau lagi rada kerjaan banyak misal lagi banyak gitu ya atau mepet, tapi saya tarawih terus sih ya,” katanya.
ADVERTISEMENT
Adapun mengenai salat tarawih kilat ini, pengasuh Ponpes Al-Qur'aniyah, KH. Azun Mauzun, mengatakan pelaksanaan tarawih kilat tersebut menyesuaikan imbauan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menganjurkan bacaan surat dalam salat tarawih harus pendek-pendek.
Salat berlangsung kilat karena imam hanya rukun-rukun wajib dan surat pendek. Salat kilat inipun menjadi tradisi ponpes sejak 2006 lalu.