Menag Yaqut: Indonesia Contoh Terbaik dalam Urusan Bangun Dialog Antaragama

10 Juli 2024 13:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas saat menghadiri acara Malam Apresiasi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Makkah, Rabu (19/6/2024) malam. Foto: Salmah Muslimah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas saat menghadiri acara Malam Apresiasi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Makkah, Rabu (19/6/2024) malam. Foto: Salmah Muslimah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil menyebut Indonesia sebagai salah satu negara terbaik dalam urusan membangun dialog antar umat beragama.
ADVERTISEMENT
“Indonesia adalah salah satu contoh best practice dalam membangun dialog antar agama dan peradaban,” ujar Yaqut saat menghadiri interfaith and intercivilization di hotel Pullman Jakarta Barat, Rabu (10/7) yang dihadiri oleh Imam Azhar.
"Di tengah keragaman agama, ada Islam, Katolik, Kristen Konghucu di Indonesia dan banyak aliran kepercayaan bangsa ini mampu hidup berdampingan dengan penuh harmoni,” lanjut dia.
Pada kesempatan tersebut, pria yang akrab disebut Gus Yaqut itu juga mengapresiasi kontribusi Imam Azhar dalam mengkampanyekan dialog antar agama. Terutama atas penandatanganan piagam kemanusiaan yang dia teken bersama Paus Fransiskus.
“Inti dari piagam ini mengajak seluruh umat manusia hidup berdampingan dengan berpegang pada nilai perdamaian, saling pengertian, persaudaraan, hidup berdampingan kebijaksanaan dan keadilan, dan cinta kasih. Perdamaian, keselamatan, dan cinta ini adalah inti dari ajaran agama-agama,” ujar dia.
ADVERTISEMENT
Gus Yaqut menilai, membangun dialog adalah salah satu cara terbaik untuk menghindari konflik di tengah antar umat beragama. Termasuk menyangkut macam-macam masalah yang bersifat universal.
“Salah satu cara terbaik mencegah konflik adalah membangun dialog antar agama dan antar peradaban. Isu-isu universal seperti keadilan, kesetaraan, perdamaian, ekologi, dan keberlangsungan bumi jadi kalimatun sawa, yang dapat mempertemukan berbagai elemen masyarakat dan pengikut agama,” tuturnya.