Menakar Kekuatan Airlangga dan Bamsoet sebagai Caketum Golkar

7 Juli 2019 14:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Golkar tunjuk Bambang Soesatyo jadi Ketua DPR Foto: Antara/Wahyu Putro A
zoom-in-whitePerbesar
Golkar tunjuk Bambang Soesatyo jadi Ketua DPR Foto: Antara/Wahyu Putro A
ADVERTISEMENT
Nama Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo muncul sebagai dua kandidat kuat calon ketum Golkar mendatang. Meski jadwal munas pemilihan ketum Golkar belum ditetapkan, sudah hampir pasti dua nama inilah yang akan berebut suara mengamankan posisi orang nomor satu di Golkar
ADVERTISEMENT
Pengamat politik dari Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menilai saat ini belum ada nama yang bisa menandingi Airlangga dan Bamsoet, sapaan akrab Bambang Soesatyo. Burhanuddin kemudian menganalisis keunggulan Airlangga maupun Bamsoet. Misalnya, soal akses kepada Presiden Joko Widodo.
“Airlangga mau bagaimanapun adalah Menteri Pak Jokowi. Bahkan posisi Airlangga sebagai menteri ketika terpilih sebagai ketua umum membuat Pak Jokowi memberikan semacam dispensasi. Sebelumnya menteri dilarang menjabat rangkap. Tapi Airlangga diberi pengecualian untuk rangkap jabatan. Sebagai menteri dan ketum,” kata Burhanuddin usai menghadiri diskusi bertema restu Jokowi di Munas Golkar di Hotel Puri Denpasar, Jakarta Selatan, Minggu, (7/7).
“Bamsoet juga Ketua DPR, yang posisi ketatanegaraan sederajat dengan Presiden. Dua-duanya punya akses, punya hotline dengan presiden,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Burhanuddin menilai, posisi Airlangga yang saat ini merupakan Ketum Golkar memiliki keunggulan tersendiri. Sebab, Airlangga masih memiliki legitimasi untuk pengaturan jabatan, baik di internal Golkar maupun di pemerintahan. Legitimasi ini membuatnya lebih mudah mengkonsolidasikan pengurus di tingkat pusat.
Termasuk, hingga saat ini, Airlangga-lah yang berhak mengusulkan kandidat menteri kepada Jokowi di periode 2019-2024.
Airlangga dan Pengurus Golkar berfoto bersama Presiden Jokowi di Istana Bogor, Senin (1/7) Foto: Dok. Istimewa
“Jadi skenario masih sangat cair. Termasuk misalnya Airlangga menggunakan semacam posisi sebagai ketua umum untuk merekomendasikan sebagai menteri untuk kabinet Pak Jokowi mendatang. Itu juga bisa jadi kartu truf. Belum lagi kedekatan Jokowi dan Airlangga sebagai sesama alumni UGM,” ujar Burhanuddin.
Namun, Burhanuddin menilai Jokowi tidak akan memberikan restunya hanya berdasarkan kedekatan. Burhanuddin memprediksi, Jokowi akan memberikan restu kepada caketum yang bisa membantu menjaga kestabilan politik di periode keduanya memimpin.
ADVERTISEMENT
“Dan leadership ini dipengaruhi apakah Jokowi memiliki keyakinan di masa mendatang itu mampu menjaga stabilitas politik. Karena Pak Jokowi terus terang di antara partai yang ada, yang bisa diandalkan salah satunya adalah Partai Golkar,” terang Burhanuddin.
Selain itu, Burhanuddin merasa selama ini Jokowi lebih nyaman saat menghadiri acara kader-kader Partai Golkar. Untuk itu, ia menegaskan penentuan Ketum Golkar antara Airlangga dan Bamsoet akan dipengaruhi oleh restu dari Jokowi.
“Tetapi lepas dari fenomena yang ada memang harus diakui hasil Munas mendatang tak hanya diwarnai oleh kejadian di internal ruang sidang, tapi bisa saja sering kali didominasi oleh variabel di luar sidang munas. Apa itu? Ya itu soal tiket atau restu yang diberikan Jokowi sebagai presiden. Dan itu fakta yang tidak terbantahkan,” tutur Burhanuddin.
ADVERTISEMENT