Menciptakan Media dengan Produk Jurnalisme Berkualitas

2 September 2021 15:31 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi jurnalis. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi jurnalis. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Media menjadi salah satu sarana bagi masyarakat untuk memperoleh informasi terkait peristiwa atau kejadian di dalam maupun di luar negeri. Tak hanya televisi, seiring berkembangnya zaman, media kini berkembang menjadi berbagai bentuk, salah satunya media digital.
ADVERTISEMENT
Konsep media digital mulai menjamur seiring bertambahnya kesadaran masyarakat terhadap teknologi. Perkembangan itu pun dibarengi dengan tumbuhnya berbagai sarana prasarana yang memungkinkan masyarakat untuk dapat mengakses berbagai informasi dengan mudah.
Dari sanalah media digital atau media online tumbuh. Meski begitu, kondisi ini jelas tak hanya dimanfaatkan satu dua pemain. Terhitung hingga kini, terdapat ratusan media digital baik di pusat atau daerah yang hadir sebagai sarana penyampaian berita dan informasi di wilayahnya.
Untuk dapat bertahan dan bersaing dengan puluhan bahkan ratusan media digital lainnya, dibutuhkan jurus jitu yang tak boleh sembarangan.
Pemimpin Redaksi kumparan, Arifin Asydhad, mengatakan media harus memiliki konsep yang jelas, akan dibawa ke arah mana nantinya media tersebut, sehingga visi misi dalam membangun sebuah perusahaan media harus jelas.
Pemimpin Redaksi kumparan, Arifin Asydhad. Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
Hal itu disampaikan Arifin dalam Kuliah Umum yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat dengan tema 'Masa Depan Media Pasca Digitalisasi Televisi dan Era 5G' yang digelar secara daring.
ADVERTISEMENT
"Dari awal ya untuk membangun sebuah media kita harus memang membuat konsep yang kira-kira memang itu punya masa yang panjang. Jadi kita harus melihat kira-kira ke depan ini apa, Jadi itu kira-kira visi ke depan bagaimana ya," ujar Arifin, Kamis (2/9).
Di samping memiliki visi misi yang jelas ke depan, menurut Arifin, perusahaan media yang baik juga harus melakukan riset mendalam. Melalui riset, kata Arifin, sebuah media bisa mengetahui tren apa yang saat ini tengah digandrungi termasuk bagaimana kinerja dari tiap industri media.
Disamping itu, inovasi menurut Arifin, juga tak kalah penting untuk dilakukan. Ia merasa hanya dengan cara itu media dapat bertahan di tengah terus berkembangnya tren dan keinginan pasar saat ini.
ADVERTISEMENT
"Jadi konsep ini sangat penting dari awal kita tentukan ya, sebetulnya untuk menjadi dasar-dasar bagaimana kita nanti membangun media. Kalau dari awal kita ingin membangun media yang besar maka sejak awal harus konsisten mengatur langkah dan strategi untuk menjadi besar," ucap Arifin.
"Apakah media besar itu baik? selalu berhasil baik? ya belum tentu juga gitu ya, media kalau dari awal media kecil dibangun dengan konsisten dengan langkah dan strategi yang baik juga akan bisa berhasil, tinggal memang dari size-nya aja bagaimana kita nanti lakukan," sambungnya.
Ilustrasi media mengikuti perkembangan zaman. Foto: Shutterstock
Faktor lainnya yang juga tidak kalah penting, kata Arifin, yakni kredibilitas pendiri media. Menurutnya, kredibilitas pendiri tak hanya untuk meyakinkan masyarakat dalam membaca produk jurnalisme. namun juga akan banyak mempengaruhi investor.
ADVERTISEMENT
Pendiri yang kredibel di bidangnya dapat menjadi daya tarik bagi investor untuk menanamkan modalnya. Hal itu pula yang saat ini dilakukannya kumparan.
"Karena kalau kita punya konsep, kita enggak punya kredibilitas sebagai founder itu juga tidak tidak bagus ya, funding itu mungkin akan sulit didapatkan. Bila kita menemukan atau pada saat mencari funding atau ketemu partner, ketemu investor, dan lain-lain gitu ya memang yang dilihat paling utama adalah ini bagaimana sebetulnya dari sisi konsep-konsep produk kita, ya termasuk konsep secara bisnis ya," beber dia.
"Jadi dengan adanya penggabungan dari ini yang memang punya istilahnya punya kapasitas, punya keahlian, punya pengetahuan yang berbeda dan saling melengkapi ini, kemudian menjadi sesuatu yang menarik buat investor, ya buat partner untuk kemudian dia mau untuk, mereka mau mendukung kami. Jadi ini sangat penting," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Hal berikutnya yang tak kalah penting adalah teknologi. Bagi pelaku media digital, teknologi adalah hal yang mutlak dipikirkan selain konsep dari media itu sendiri. Layaknya konsep, teknologi dianggap Arifin sebagai fondasi awal yang sangat penting bagi berdirinya suatu perusahaan media digital.
"Jadi fondasi dari awal kalau kita sudah menciptakan konsep yang bagus tadi itu, ya dari hasil riset, dari hasil analisa, dari hasil pengalaman, dan lain tadi itu, maka di sini teknologi menjadi sangat penting. Kita tidak bisa kemudian baru di tengah-tengah kita baru ngomongin teknologi, tapi dari awal kita sudah menentukan ini, karena kumparan mau dibawa ke sana, maka teknologinya harus ABCD dan lain-lain," ungkap Arifin.
Tampilan kumparan Foto: kumparan
Syarat terakhir yang menjadi paling krusial ialah bagaimana perusahaan media menghadirkan produk-produk dan praktik jurnalisme yang baik. Alih-alih bergantung pada pageview, Arifin memilih untuk menciptakan produk jurnalisme yang dapat menarik perhatian para pembaca.
ADVERTISEMENT
Hal itu dinilainya jauh lebih baik, media tetap mendapatkan keuntungan tanpa menafikan kualitas produk jurnalisme yang dihasilkannya
"Saya tidak menyalahkan pageview ya, kalau kita kejar, kalau memang pageview bisa dikejar dengan cara-cara yang lebih baik, lebih berkualitas itu sangat menarik," kata Arifin.

Peralihan Menuju Media Digital

Invasi besar-besaran media digital dipandang Ketua Bidang Pendidikan PWI Pusat, Nurjaman Mochtar, sebagai satu alarm besar pelaku media konvensional lainnya.
Saat ini menurutnya, perlahan namun pasti, media digital mulai merajai, mengikis keberadaan sejumlah media arus utama yang telah menjadi pemain lama.
"Media di era baru nanti internet adalah segala-galanya jadi yang penting ada internet. Kalau kemarin itu yang namanya frekuensi analog itu sangat terbatas sehingga harganya jadi sangat mahal. Hanya pengusaha besar yang bisa mengakses frekuensi analog karena memang mahal, nah dengan digital ini karena spektrum digital itu lebih sempit maka analog yang dipakai satu itu bisa dipakai banyak," ungkap Nurjaman.
Ilustrasi awak media membuat laporan peliputan. Foto: Shutter Stock
Era kejayaan media digital itu tak lain disebabkan pula oleh beragamnya konten yang disajikan satu media digital. Mulai dari konten tulisan, video, hingga foto semua tersedia dalam satu platform digital.
ADVERTISEMENT
"Nah kemudian ini kuncinya di konten, jadi siapa sekarang yang bisa bikin konten? Karena sosial media itu akan menjadi platform yang sangat powerfull, ini menjadi arena permainan yang baru gitu kan," ucapnya.
Menjawab hal itu, satu-satunya cara menurut Nurjaman, yakni melebarkan sayap ke dunia digital. Ia menegaskan media seperti TV, radio, koran dan sebagainya tidak bisa hanya menyandarkan pendapatan mereka dari satu bentuk produk jurnalisme.
Kamera televisi (Ilustrasi). Foto: Amr Abdallah Dalsh/Reuters
Mereka, kata Nurjaman, harus mampu menciptakan sejumlah konten yang menjawab keinginan pasar saat ini.
"Untuk bisnis yang sudah besar, dia harus melakukan re-modelling the business, jadi kayak MNC, SCTV mereka sudah berbondong-bondong masuk ke dunia digital. Kemudian mereka juga harus resizing the business, mereka buat ukuran bisnisnya buat yang besar itu sudah harus mereka perhatikan lagi, pengurangan alat, pengurangan reporter, dan segala macam," ungkap Nurjaman.
ADVERTISEMENT
"Nah new business model media ke depan adalah kita membuat sebuah mega content server besar, di situ ada video, di situ ada audio yang bisa disiarkan melalui portal web, social media, dan lain-lain," lanjut dia.
Karena itu pengembangan bisnis hingga menghadirkan bentuk konten yang beragam, menurut Nurjaman, jelas jadi upaya yang harus ditempuh tiap perusahaan media. Tentunya, jika mereka ingin tetap bertahan di tengah perkembangan zaman.
"Satu server content bisa bikin portal news, bisa bikin sport dan lain lain dalam satu server baru bisa kompetitif ke depan, kalau enggak ya, enggak bisa kompetitif. Kalau mau main di TV aja enggak efisien, kalau mau main di teks aja enggak efisien," tutupnya.
ADVERTISEMENT