Mendagri: Saya Lihat di Jawa Timur Banyak yang Tak Pakai Masker

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian saat launching Gerakan 26 Juta Masker se-Provinsi Jawa Timur di Kabupaten Malang. Foto: Dok. Kemendagri

Mendagri Tito Karnavian baru saja meluncurkan Gerakan 26 Juta Masker se-Provinsi Jawa Timur di Kabupaten Malang, Jumat (7/8). Peluncuran tersebut atas tindaklanjut dari arahan Presiden Joko Widodo untuk mengampanyekan pemakaian masker.

Dalam sambutannya, Tito menyebut Jatim menjadi salah satu wilayah yang masyarakatnya belum banyak memakai masker. Hal itu yang membuat kasus COVID-19 di Jatim mengalahkan Jakarta.

"Ini Jatim provinsi ke-16 selama sebulan yang saya jalan (kunjungan ke daerah). Saya melihat banyak yang tidak pakai masker," ucap Tito.

Tito menyebut fakta yang dia lihat memang perlu dicek secara akademik melalui survei, namun dia menduga masyarakat banyak yang tak pakai masker karena kurangnya kemauan dan kemampuan.

Mendagri Tito Karnavian di Kemendagri. Foto: Kemendagri

"Itu pertanyaan tersendiri bagi intelektual dan itu akan bermanfaat bagi pengambil keputusan. Nah tapi baru hipotesis, jawaban sementara keluar dari pikiran saja, yaitu kemauan dan kemampuan," kata mantan Kapolri itu.

Untuk itu, Tito mendorong kampanye pentingnya pemakaian masker oleh gubernur, bupati, wali kota, TNI, Polri, hingga RT, semuanya harus all out. Dia menjelaskan memakai masker bisa mencegah droplet baik dari diri sendiri atau orang lainnya.

Pernah Disinggung Jokowi

Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden

Soal masyarakat Jatim banyak yang tak pakai masker, pernah disinggung Presiden Jokowi pada 25 Juni lalu. Jokowi menyesalkan data soal warga di Jawa Timur yang tak disiplin memakai masker di luar rumah mencapai 70 persen.

"Tadi disampaikan masih 70 persen yang enggak pakai masker, ini angka yang gede banget," ucap Presiden Jokowi dalam pertemuan di Surabaya, Kamis (25/6).

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa pun pernah mengakuinya. Dalam hasil survei yang diketahuinya fenomena kurang disipilinnya masyarakat tersebut khususnya di akhir bulan Mei berdasarkan hasil survei yang ada.

"Dua kali di survei akhir Mei dan akhir Juni. Akhir Mei masih cukup banyak di kerumunan tertentu yang memang terkonfirmasi belum menggunakan masker masih tinggi, yang belum physical distancing masih sangat tinggi," kata Khofifah dalam diskusi secara virtual, Selasa (28/7).

"Memang saat itu besarannya 70 persen di tempat-tempat tertentu," lanjutnya.

Kendati demikian, dari survei lanjutan yang dilakukan dia memastikan ada perubahan baik. Artinya kesadaran masyarakat terkait pentingnya protokol kesehatan kian meningkat.

***

Saksikan video menarik di bawah ini.