Mendagri Tito di Depan Anies: Jakarta Kayak Kampung Dibanding Shanghai

26 November 2019 12:52 WIB
comment
43
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mendagri Tito Karnavian meresmikan peluncuran mesin Anjungan Dukcapil Mandiri (ADM). Foto: Maulana Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mendagri Tito Karnavian meresmikan peluncuran mesin Anjungan Dukcapil Mandiri (ADM). Foto: Maulana Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian memberikan sambutan dalam Munas Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APSII), Selasa (26/11). Dalam acara itu, turut hadir Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hingga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
ADVERTISEMENT
Tito awalnya membahas tentang sistem demokrasi yang dinilai mempengaruhi kesejahteraan masyarakat, seperti yang diterapkan sejumlah negara di Eropa. Tito kemudian menyinggung China, negara yang menganut sistem non-demokrasi namun bisa berkembang pesat.
"Tapi di negara-negara lain non-demokrasi, yang dianggap sistemnya tidak tepat untuk kesejahteraan rakyat, [malah] terbalik. Di China yang satu partai, non-demokrasi, itu melompat demokrasinya," ujar Tito dalam pidatonya di hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (26/11).
Di depan Anies, Tito lalu membandingkan Jakarta dengan salah satu kota di China, Shanghai, yang berkembang pesat.
"Pak Anies, saya yakin Pak Anies sering ke China, kalau kita lihat ke Jakarta [sekarang] kayak kampung dibanding dengan Shanghai," tutur Tito.
Tito bernostalgia saat ia menempuh sekolah staf dan komando (Sesko) di Australia pada tahun 1998. Saat itu, ia mengingat materi pelajaran yang menyebut China suatu saat akan menjadi ancaman.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, Tito merasa pernyataan tersebut sangat mustahil. Sebab, ia melihat Beijing dan Shanghai masih tertinggal dibanding kota-kota lain.
Mendagri Tito Karnavian dalam acara Munas APPSI VI di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (26/11). Foto: Abyan Faisal Putratama/kumparan
"Tahun '98 saya kebetulan Sesko di Australia saat itu, studi banding ke China, Beijing dan Shanghai, masih banyak yang naik sepeda," kata Tito mengingat.
"Kita '98 mungkin, 'ah ini negara dengan Jakarta saja Beijing-nya kita lihat sudah seperti kampung," sambung Tito.
Tito bercerita ketika ia kembali ke China dalam rangka tugas kepolisian. Saat itu, ia mulai melihat infrastruktur Beijing semakin meningkat. Puncaknya pada 2018, kata Tito, ia terkejut melihat Beijing sudah menjadi salah satu kota yang sangat bisa diperhitungkan.
"Beijing [dulu] kayak kampung. Rumah-rumah kumuh, sungai yang kotor, hitam, banyak di mana-mana. Dua tahun kemudian, tahun 2000 saya datang ke sana dalam rangka investigasi sebagai penyidik, motor sudah mulai banyak. Tahun 2004, mulai mobil-mobil sudah banyak, enggak begitu bagus. Beberapa tahun kemudian datang lagi, mulai transportasi infrastruktur, mobil-mobil mengkilat sudah banyak sekali," tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Tahun kemarin saya datang ke sana dalam rangka interpol conference di hotel yang sama, saya melihat sungai yang sama, sudah banyak orang yang berenang di situ. Airnya bersih, jernih, dulunya hitam pekat. Dan kemudian kita melihat Beijing sudah mirip seperti Washington DC, Shanghai sudah mirip-mirip New York. China ekonominya sudah mulai melampaui US hanya dalam waktu 20 tahun saja. Dulu banyak underestimate, padahal sudah diprediksi," sambung Tito.
Dalam pidatonya, Tito juga mengaitkan gelombang demonstrasi di Hong Kong saat ini dengan aksi demonstrasi di Jakarta dalam beberapa waktu terakhir.
Mendagri Tito Karnavian di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Senin (25/11). Foto: Maulana Ramadhan/kumparan
Ia tak menampik aksi-aksi tersebut bisa berdampak pada ekonomi. Namun, Tito memuji langkah Anies dalam membersihkan sisa-sisa bekas demo.
"Kita lihat Hong Kong, keamanan terganggu. Ekonomi luar biasa mereka, pusat ekonomi. Tapi demo enggak habis-habis dua bulan. Polisinya kenal sama saya. Saya harus menyampaikan kedukaan karena tugas berat Anda, atau saya harus sampaikan congratulate, hormat, karena Anda memiliki tantangan. Enam bulan saya kira jadi polisi di sana setengah mati," ujar Tito.
ADVERTISEMENT
"Mas Anies diminta untuk bagaimana demo di Bawaslu, demo di DPR 3 hari, itu saja susah setengah mati kita. Susah kita (polisi) selesai, Mas Anies bersih-bersihin itu, pagi sudah clear, terima kasih Mas Anies dan pasukan oranye-nya," tutupnya.