Mendes Abdul Halim Ajak Muslimat NU Bantu Bangun Desa Ramah Perempuan

30 Oktober 2020 16:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mendes Abdul Halim Iskandar (kanan) saat menjadi pembicara di Rakernas dan Mukernas Muslimat NU di Malang, Jumat (30/10). Foto: Kemendes PDTT
zoom-in-whitePerbesar
Mendes Abdul Halim Iskandar (kanan) saat menjadi pembicara di Rakernas dan Mukernas Muslimat NU di Malang, Jumat (30/10). Foto: Kemendes PDTT
ADVERTISEMENT
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar atau yang akrab disapa Gus Menteri mengajak Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) bersinergi membangun desa yang ramah perempuan.
ADVERTISEMENT
Menurut Gus Menteri, Muslimat NU merupakan organisasi perempuan yang sangat besar dan anggotanya tersebar ke pelosok desa. Oleh sebab itu, diperlukan sinergi yang baik untuk menyukseskan program pemerintah, khususnya Kemendes terkait desa ramah perempuan.
"Tidak ada pilihan lain bagi Kemendes PDTT dalam upaya percepatan mewujudkan apa yang menjadi program pembangunannya kecuali harus bersinergi dengan Muslimat," kata Gus Menteri saat menjadi pembicara di Rakernas dan Mukernas Muslimat NU di Malang, Jumat (30/10). Acara ini turut dihadiri Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Suasana usai acara Rakernas dan Mukernas Muslimat NU di Malang, Jumat (30/10). Foto: Kemendes PDTT
Gus Menteri menjelaskan, persoalan yang dihadapi perempuan saat ini masih sangat kompleks termasuk di desa. Berdasarkan data BPS tahun 2019, kesempatan melanjutkan pendidikan SMA sederajat masih didominasi perempuan mencapai 86,6 persen sedangkan laki-laki 82,3 persen.
ADVERTISEMENT
Namun, angka tersebut tidak sebanding di dunia kerja, proporsi jabatan manager untuk perempuan jauh lebih rendah, hanya 30,6 persen, sedangkan laki-laki 69,3 persen.
Mendes Abdul Halim Iskandar (kiri) saat menjadi pembicara di Rakernas dan Mukernas Muslimat NU di Malang, Jumat (30/10). Foto: Kemendes PDTT
Masalah kekerasan seksual yang dialami perempuan muda juga masih relatif tinggi, meskipun angka di desa tidak setinggi yang terjadi di kota. Namun, lanjut Gus Menteri, kekerasan seksual di desa cenderung pada pemerkosaan alias seksual kontak yang mencapai 10,7 persen.
"Ini dibutuhkan kebijakan represif kepada pelaku dan kebijakan rehabilitasi bagi korban," imbuh Gus Menteri.
Mengacu pada fakta-fakta di atas diperlukan kebijakan maupun konsep pembangunan yang ramah perempuan. Pada 2021, penggunaan dana desa mengacu pada Sustainable Development Goals (SDGs) atau Pembangunan Berkelanjutan yang didalamnya terdapat poin Desa Berkesetaraan Gender atau ramah perempuan.
Mendes Abdul Halim Iskandar (kiri) saat menjadi pembicara di Rakernas dan Mukernas Muslimat NU di Malang, Jumat (30/10). Foto: Kemendes PDTT
Gus Menteri berharap agar Muslimat NU turut terlibat membantu program-program Kemendes tersebut, khususnya pada desa ramah perempuan.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa indikator yang ditetapkan Kemendes terkait desa ramah perempuan, di antaranya mendukung pemberdayaan perempuan minimal 30 persen, pelajar perempuan SMA sederajat mencapai 100 persen, anggota BPD dan yang hadir Musdessus minimal 30 persen.
"Usia kawin harus di atas umur 18 tahun dan perempuan melahirkan di umur 15 hingga 19 tahun harus 0 persen," pungkas Gus Menteri.
----------------------------------
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona