Mendikbud: Hardiknas 2020, Banyak Hikmah dan Pembelajaran dari Krisis COVID-19

3 Mei 2020 17:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Peringatan Hardiknas 2020 mengangkat tema Belajar dari COVID-19. Foto: Dok. Kemendikbud
zoom-in-whitePerbesar
com-Peringatan Hardiknas 2020 mengangkat tema Belajar dari COVID-19. Foto: Dok. Kemendikbud
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setiap tanggal 2 Mei, insan pendidikan Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) sebagai bentuk penghormatan kepada Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Meskipun di tengah pademi COVID-19, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tetap menyelenggarakan upacara bendera secara terpusat dan terbatas guna mematuhi kesehatan.
Terlihat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim, memimpin upacara secara virtual. Dalam upacara kali ini, Mendikbud menjelaskan berbagai hikmah dan pelajaran yang bisa diambil dari adanya pandemi COVID-19.
"Untuk pertama kalinya guru-guru melakukan pembelajaran melalui lewat online dengan menggunakan tools atau perangkat baru, dan menyadari bahwa sebenarnya pembelajaran bisa terjadi di manapun. Orang tua, untuk pertama kalinya menyadari betapa sulitnya tugas guru. Betapa sulitnya tantangan untuk bisa mengajar anak secara efektif dan menimbulkan empati kepada para guru yang tadinya mungkin belum ada." kata Mendikbud dalam sambutannya pada upacara peringatan Hardiknas 2020 di Jakarta, Sabtu (2/5).
ADVERTISEMENT
Hal tersebut juga disampaikan Mendikbud dalam diskusi bersama Najwa Shihab di tayangan Peringatan Hari Pendidikan Nasional, Belajar dari COVID-19 yang disiarkan secara live di kanal Youtube KEMENDIKBUD RI dan TVRI.
Menurutnya, krisis ini memaksakan suatu pembelajaran yang ideal, di mana pendidikan anak adalah kolaborasi antara keluarga, guru, dan murid. Kerja sama antar ketiganya yang akan menyukseskan pendidikan itu sendiri.
Tidak hanya masyarakat yang belajar dari COVID-19, tetapi juga pemerintah. Dalam diskusinya, Mendikbud mengemukakan bahwa poin penting pembelajaran dari COVID-19 adalah terlihatnya ketidakrataan atau kesenjangan pendidikan di Indonesia.
"Pembelajaran nomor satu dari adanya pandemi ini adalah ketidakrataan atau kesenjangan pendidikan jadi terlihat. Ternyata ada beberapa daerah yang tidak terakses, sehingga harus dibantu. Hal tersebut menjadi PR di pemerintahan."
ADVERTISEMENT
Ketika ditanya Najwa Shihab bagaimana tanggapan Mendikbud terhadap guru-guru yang harus mendatangi rumah siswa di tengah pandemi ini, Mendikbud mengatakan bahwa teknologi dan inovasi tidak melulu dijadikan acuan untuk menyukseskan pendidikan.
"Satu hal yang buat saya belajar. Secanggih apapun adanya teknologi, sebesar apapun inovasi yang dibuat, yang benar-benar melakukan perubahan di lapangan adalah hati seorang penggerak. Contohnya guru-guru yang datang untuk mengajar di tengah kesulitan pembelajaran jarak jauh." jawabnya.
com-Najwa Shihab memandu diskusi dalam tayangan Peringatan Hari Pendidikan Nasional. Foto: Dok. Kemendikbud
Meskipun begitu, Kemendikbud terus mengevaluasi bentuk pembelajaran di tengah pandemi COVID-19. Misalnya, dengan menghadirkan pembelajaran di TVRI sebagai bentuk inisiatif Mendikbud kepada para siswa yang tidak ada koneksi internet untuk mengakses online learning.
Dalam diskusinya, Mendikbud juga mengungkapkan bahwa dengan adanya teknologi di tengah pandemi COVID-19, Indonesia bisa melakukan hal-hal baru.
ADVERTISEMENT
"Memang metode pembelajaran face to face efektif, tetapi jika ada kombinasi face to face dengan remote and online learning, potensinya akan jauh lebih efektif. Bukan hanya di sistem pembelajaran saja, tetapi juga di seluruh aspek pendidikan."
Mendikbud melanjutkan, konsep kombinasi tersebut bukan untuk mengganti guru, tetapi justru memperkuat potensi guru. Harapannya dengan masyarakat Indonesia menaruh empatis pada teknologi, semua inisiatif digital akan terjadi dan tidak bisa di putar balik.
Oleh sebab itu, agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih baik di masa depan, Mendikbud mengajak kepada seluruh pemangku kepentingan pendidikan untuk selalu berinovasi di tengah pandemi.
“Belajar memang tidak selalu mudah, tetapi inilah saatnya kita berinovasi. Saatnya kita melakukan berbagai eksperimen. Inilah saatnya kita mendengarkan hati nurani dan belajar dari COVID-19,” ajak Mendikbud.
com-Mendikbud, Nadiem Makarim, saat memberikan tips untuk pengajar dalam menghadapi sistem pendidikan di tengah pandemi. Foto: Dok. Kemendikbud
Di akhir tayangan Peringatan Hari Pendidikan Nasional, Mendikbud memberikan tujuh tips untuk pengajar dalam menghadapi sistem pendidikan di tengah pandemi. Ketujuh tips tersebut yaitu jangan stres, membagi kelas menjadi kelompok yang lebih kecil, mencoba project based learning, alokasikan waktu lebih banyak untuk siswa yang belum mengerti, fokus kepada hal-hal penting, sering 'nyontek' sesama guru untuk terus berinovasi, dan yang terakhir tetap have fun saat mengajar.
ADVERTISEMENT
Tahun ini, Kemendikbud selaku panitia peringatan Hardiknas Tahun 2020 mengeluarkan Pedoman Penyelenggaraan Hardiknas tahun 2020. Dalam pedoman tersebut, Kemendikbud meniadakan penyelenggaraan upacara bendera yang umumnya dilakukan satuan pendidikan, kantor kementerian, lembaga, pemerintah daerah, serta perwakilan pemerintah Republik Indonesia di luar negeri sebagai bentuk pencegahan penyebaran COVID-19.
Kemendikbud juga mengimbau setiap satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan, kantor instansi pusat dan daerah, serta perwakilan Republik Indonesia di luar negeri tidak mengadakan kegiatan atau aktivitas peringatan Hardiknas 2020 yang mengakibatkan berkumpulnya orang banyak pada suatu lokasi. Peringatan Hardiknas tahun 2020 bisa dilakukan secara kreatif dengan memerhatikan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah.