Menelisik Fenomena Guguran Lava Gunung Merapi

17 Desember 2018 11:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gunung Merapi saat erupsi pada Oktober 2010. (Foto: AFP/ADEK BERRY)
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Merapi saat erupsi pada Oktober 2010. (Foto: AFP/ADEK BERRY)
ADVERTISEMENT
Gunung Merapi mengalami guguran lava pada Minggu (16/12) malam. Guguran terjadi pada 19.08 WIB dan mengarah ke bukaan kawah yaitu hulu Kali Gendol dengan jarak luncur sepanjang 300 meter. Fenomena alam ini sempat terekam dari stasiun CCTV Deles.
ADVERTISEMENT
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida menjelaskan, fenomena guguran lava merupakan fenomena yang biasa pada fase pertumbuhan kubah lava baru. Guguran sudah terjadi sejak 22 Agustus lalu, hanya saja mayoritas guguran mengarah ke dalam kawah.
“Jadi sebenarnya itu sudah terjadi sejak lama tapi arahnya ke dalam kawah masih ada dominannya ke arah barat laut. Itu sebenarnya hal yang biasa pada saat terjadi pertumbuhan kubah lava,” ujar Hanik via sambungan telepon, Senin (17/12).
Hanik mengatakan, volume kubah lava saat ini baru 350 ribu meter kubik. Sementara pertumbuhan kubah lava per hari masih sangat rendah yaitu 2.000-3.000 meter kubik per hari. Jadi belum ada hal yang signifikan.
ADVERTISEMENT
“Sekarang kubah lavanya itu baru 350 ribu meter kubuk, masih jauh masih kecil sekali. Kubah ini masih terus tumbuh, kalau dari bawah ada yang tumbuh maka yang di atas terjadi guguran. Ya ini fenomena tumbuhnya kubah lava seperti itu,” jelasnya.
BPPTKG, visual guguran lava dari stasiun CCTV Deles. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
BPPTKG, visual guguran lava dari stasiun CCTV Deles. (Foto: Dok. Istimewa)
BPPTKG mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa. Saat ini status Gunung Merapi masih level II atau Waspada.
Sebelumnya, Kepala PVMBG Kasbani menjelaskan, status Gunung Merapi masih level 2 atau Waspada dengan radius jarak bahaya 3 km. Saat ini gunung yang berada di utara DIY tersebut masih masuk fase erupsi magmatik dengan tipe efusif dengan pembentukan pipa dari bawah ke atas.
“Kecepatannya saat ini adalah sekitar 3.400 meter kubik per hari. Dan jumlah volume itu 357.000 meter kubik. Ini relatif masih kecil dibandingkan dengan volume kawah kosong. Jadi masih banyak sisa. Kondisi saat ini masih sangat stabil kubah lavanya. Yang nanti bisa berpotensi jadi awan panas kalau tidak stabil, ini masih stabil,” jelasnya baru-baru ini saat meninjau Pos Pengamatan Gunung Merapi di Kaliurang, Sleman.
ADVERTISEMENT
“Ini sudah melingkupi kawah itu. Maka, di pinggir-pinggir berpotensi terjadi guguran yang kita saksikan 22 November lalu. Jadi ini perkembangannya masih sangat lambat, jauh dibandingkan dengan tahun 2010 atau 2006 berkaitan dengan pembentukan kubah lava ini,” bebernya.