Proses produksi vaksin corona di Bio Farma

Mengapa Hanya Minimal 2/3 Penduduk RI Harus Divaksin Corona?

8 September 2020 18:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro. Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro. Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
ADVERTISEMENT
Pemerintah menargetkan masyarakat Indonesia bisa segera menerima vaksin corona pada tahun 2021. Menristek/BRIN, Bambang Brodjonegoro, menilai, cara menciptakan 'herd immunity' adalah melalui vaksinasi.
ADVERTISEMENT
"Kita ingin pastikan kebanyakan penduduk punya daya tahan COVID-19. Artinya, mereka bisa menjadi pelindung dari orang yang yang belum punya imunitas terhadap COVID-19. Herd Immunity hanya untuk yang telah divaksin. Herd immunity tidak boleh dengan membiarkan orang terpapar virus corona," ujar Bambang dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR, Selasa (8/9).
Menurut Bambang, herd immunity corona atau kekebalan kelompok akan tercipta jika vaksin disuntikkan minimal dua per tiga dari jumlah penduduk, atau idealnya 70 persen (dibulatkan). Dari total 265 juta penduduk, setidaknya 176 juta orang harus divaksin.
Melihat proses produksi vaksin corona di Gedung 43 Bio Farma Bandung, Jawa Barat. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
Bambang pun menjelaskan hitung-hitungan kebutuhan vaksin di Indonesia dengan rumus reproduction number (Ro atau penularan virus ke orang lainnya). Yakni: (1-goal R0/current R0) x jumlah penduduk.
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan, goal RO Indonesia ada di angka 1. Dengan asumsi jumlah penduduk Indonesia 265 juta, jadi kalau dimasukkan rumus akan didapatkan angka minimal 176 juta.
"Untuk Indonesia R0 paling tinggi yang terdireksi 3, maksudnya R0 3 [adalah], kalau 1 orang terkena COVID-19, maka akan menularkan 3 orang, itu rata-rata yang terjadi di Indonesia, yang paling tinggi," katanya.
"Misal, 176 juta orang asumsi 1 kali vaksin, kemungkinan vaksinnya lebih dari sekali per orang, apakah dalam bentuk booster ataukah revaksinasi dilakukan lebih dari sekali," ujar Bambang.
Bambang berharap, sebagian besar atau 70 persen orang-orang yang telah divaksin itu bisa melindungi orang lain yang imunitasnya masih lemah. Sebab, vaksinasi adalah cara memperbaiki imunitas selain imunitas alami dari tubuh.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Bambang menegaskan angka dua per tiga atau 70 persen hanya sekadar ambang batas minimal. Akan lebih baik jika vaksin disuntikkan ke seluruh penduduk.
"Kebutuhan vaksin minimal dua per tiga. Tapi coba kita asumsikan 265 juta penduduk, seluruh penduduk [dapat vaksin], maka kalau 1 orang butuh dua dosis, dibutuhkan 500 juta lebih vaksin kalau kita vaksinasi semua orang," tuturnya.
Asumsi dua per tiga atau sekitar 70 persen (dibulatkan) ini serupa dengan pernyataan para ahli, salah satunya profesor penyakit menular di London School of Hygiene & Tropical Medicine, Martin Hibberd. Dilansir Aljazeera, Hibberd menilai herd immunity akan terjadi jika 70 persen penduduk telah 'terinfeksi'.
Infeksi yang dimaksud adalah ketika 70 persen orang sudah divaksin, bukan tertular corona lalu menjadi kebal. Secara teknisnya, vaksin adalah virus yang sudah dilemahkan dan disuntikkan ke dalam tubuh seseorang.
Ilustrasi corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
Merujuk perhitungan internasional dari University of Texas MD Anderson Center, Ro virus corona dunia mencapai 2 hingga 3. Untuk virus yang Ro-nya mencapai 3, dibutuhkan sekitar 70% populasi dalam mengembangkan antibodi dan menghentikan penularan corona. Angka Ro tertinggi di Indonesia mencapai 3.
ADVERTISEMENT
Dilansir New York Times, untuk mencapai apa yang disebut kekebalan kelompok, para ilmuwan menyarankan 70 persen dari populasi harus kebal. Kekebalan itu didapat melalui vaksinasi.
Pengembangan vaksin di Indonesia dilakukan melalui dua cara, yakni kerja sama dengan luar negeri dan dalam negeri. Untuk luar negeri, Indonesia bekerja sama dengan China, Korsel, dan UEA. Vaksin Sinovac asal China adalah vaksin yang diperkirakan diproduksi di awal tahun 2021.
Adapun vaksin dalam negeri, Merah Putih, akan melalui uji klinis pada 2021 dan diprediksi diproduksi pada 2022.
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
***
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten