Mengapa Kita Seharusnya Bersikap Seakan Terinfeksi Corona?

25 Maret 2020 11:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi penumpang wanita mengenakan masker saat berada di bandara Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penumpang wanita mengenakan masker saat berada di bandara Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Tak dapat dipungkiri, masih ada saja orang-orang yang memandang pandemi virus corona sebelah mata. Diminta berdiam diri di rumah, mereka malah nongkrong di kafe-kafe.
ADVERTISEMENT
Imbauan berdiam di rumah sejatinya bukan semata slogan. Karena, dengan begitu, persebaran virus corona bisa dikikis menyusul interaksi sesama manusia dibatasi.
Warga Italia mungkin kini tengah meratapi kecerobohannya dahulu. Mereka menganggap enteng seruan pemerintah untuk tinggal di balik pintu rumah masing-masing. Alhasil, Italia kini menjadi negara dengan tingkat kematian tertinggi di dunia akibat penyakit COVID-19.
Italia, bersama Prancis, Inggris dan negara-negara lainnya telah menerapkan lockdown. Akan tetapi, hal itu nyatanya tak cukup untuk memaksa warganya berdiam di rumah.
Warga Italia berjalan sambil menggunakan masker di tengah ancaman virus corona. Foto: REUTERS/Manuel Silvestri
Prancis dengan tegas memberikan denda hingga Rp 66 juta bagi warganya yang keluar rumah dengan alasan tak valid, dengan hukuman penjara untuk perbuatan berulang.
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern paham betul situasi tersebut. Karena itu, ia mengimbau warganya untuk bersikap seperti terinfeksi virus corona. Tujuannya, agar lebih mawas diri dalam beraktivitas.
ADVERTISEMENT
"Jika Anda memiliki pertanyaan tentang apa yang dapat atau tidak dapat Anda lakukan, terapkan prinsip sederhana: Bertindak seperti Anda memiliki COVID-19," kata Ardern dikutip Reuters, Rabu (25/3).
Menurutnya, sikap itu penting karena setiap langkah yang diambil akan menimbulkan risiko bagi orang lain. Jika memiliki perasaan seolah-olah terinfeksi corona, seseorang pasti akan membatasi geraknya.
Perdana Menteri Selandia Baru , Jacinda Ardern. Foto: AFP/DAVID ROWLAND
Seseorang akan berhati-hati, tetap diam di rumah, dengan kesadaran dia bisa menularkan penyakitnya dan membahayakan nyawa orang lain.
Apalagi beberapa kasus positif corona tidak menunjukkan gejala sama sekali dan perlahan hilang dengan sendirinya. Hal ini terjadi karena sistem daya tahan tubuh orang tersebut yang baik.
Lantaran tak ada gejala, seseorang menganggap dirinya bebas corona dan berkeliaran keluar rumah. Padahal dia adalah seorang "invisible carrier" yang walau tidak sakit, bisa menularkan virus itu ke orang lain, termasuk yang rentan seperti orang tua atau orang dengan penyakit bawaan.
ADVERTISEMENT
"Itulah sebabnya kegembiraan mengunjungi keluarga, anak-anak, cucu, teman, tetangga secara fisik ditunda. Karena kita semua sekarang menempatkan satu sama lain dulu. Dan itu yang kita, sebagai bangsa, lakukan dengan sangat baik," ucapnya.
Penumpang menggunakan masker saat menunggu penerbangan di Bandara Internasional Wellington, Selandia Baru. Foto: AFP/MARTY MELVILLE
Hingga Rabu (25/3), ada penambahan 50 kasus baru virus corona di Selandia Baru, sehingga total menjadi 205 kasus. Sementara, 22 pasien telah dinyatakan sembuh.
Selandia Baru kini berada dalam keadaan darurat nasional dalam menghadapi virus corona. Negara tersebut bersiap untuk melakukan lockdown secara total selama empat pekan mulai tengah malam nanti.